Sembari mengatur napas, saya menarik paksa koper yang satu rodanya pecah di terminal kedatangan bandara Internasional Indira Gandhi New Delhi, pada suatu malam di akhir Februari 2023.
Kecerobohan kecil petugas baggage conveyor memindahkan barang bawaan penumpang ini mengawali hari-hari perjalananku di India. Tepatnya menuju Delhi dan kemudian Vrindavan, suatu kota bersahaja yang dalam beberapa waktu terakhir menjadi tenar di media sosial.
Perjalanan ini adalah kali ke empat saya ke negara ini, sehingga saya sudah tak aneh lagi jika mendapati "kejutan-kejutan", sesuatu yang pada akhirnya menjadi biasa dan terbiasa. Cukup menyesuaikan dan menyamakan energi yang ada di sana.
Kali ini saya ingin melihat secara langsung perayaan festival tahunan terbesar di India, yaitu festival Holi. Festival menyambut berakhirnya musim dingin dan datangnya musim semi di Vrindravan, kota kecil di negara bagian Uttar Pradesh yang berjarak 170 kilometer dari New Delhi.
Sebelum saya terbang dari Indonesia, manajer hotel tempat menginap di Delhi sudah mengabari bahwa di bandara saya akan dijemput di pintu keluar nomor 5 oleh Prakash, staf yang bertugas menjemput dan mengantar tamu.
Saya melihat dan menghampiri Prakash, seorang pria yang memegang kertas bertuliskan nama saya, lengkap dengan kode penerbangan.
Dengan sigap ia membawa tas koper dan menggiring saya menuju gedung parkiran tempat mobil. Kami bergerak ke suatu hotel di Paharganj, kawasan yang dipenuhi hotel, kafe, restoran, dan pertokoan. Suatu kiblat wisatawan seluruh dunia yang menyambangi New Dellhi.
Mobil yang dikemudikan Prakash melaju di antara debu dan pekatnya malam. Suara klakson dari segala penjuru menjadi irama sendiri di malam pengujung musim dingin India. Suhu rerata saat malam hari 15-20° celcius dan siang hari 20-29°celcius.