Kenapa Tidak Disarankan Pakai Celana Pendek di Pesawat?
Celana pendek mungkin bisa menjadi pilihan outfit yang mudah dikenakan ketika melakukan perjalanan udara. Akan tetapi, seorang pramugari mengatakan bahwa celana pendek mungkin bisa menjadi pakaian terburuk yang dikenakan di pesawat.
Salah satu awak kabin pesawat dari Arizona, Tommy Cimato, mengungkapkan bahwa ada alasan kebersihan mengenai tidak dianjurkannya mengenakan celana pendek di pesawat.
Ia mengatakan bahwa bakteri tersebar luas di pesawat. Ia juga membandingkan risiko terpapar bakteri jika menggunakan pakaian terbuka dengan risiko yang didapat jika menyandarkan kepala ke jendela yang berkuman.
Dalam akun TikToknya, ia mengatakan, "Jangan tertidur atau menyandarkan kepada Anda ke jendela. Anda bukan satu-satunya yang melakukan itu dan Anda tidak tahu berapa banyak orang atau anak-anak yang menyeka tangan atau benda lain di seluruh jendela,"
"Sama halnya dengan jendela, Anda tidak pernah tahu seberapa bersihnya, jadi jika Anda mengenakan [celana panjang], kuman akan berkurang," ungkapnya, seperti dilansir dari Daily Record.
Lihat Juga : |
Dengan mengenakan celana panjang, penumpang bisa memastikan agar menghindari kontak langsung dengan tempat duduk yang sudah ditempati banyak orang selama beberapa perjalanan, dan memiliki perlindungan lebih terhadap kuman.
Kulit yang tidak tertutupi langsung oleh kain pakaian memungkinkan untuk membuka diri terhadap paparan sel-sel kulit dan rambut tua orang asing dan bakteri yang tidak terlihat, seperti dijelaskan oleh pramugari.
Tommy juga mendesak pelancong untuk menghindari menyentuh tombol siram dengan cara apa pun, yang merupakan tempat berkembangbiaknya bakteri.
"Jangan pernah menyentuh tombol siram dengan tangan kosong. Sejujurnya ini sangat tidak sehat dan sangat kotor, jadi saat Anda menyiram, gunakan serbet atau tisu yang ada di toilet," jelas Tommy.
Tommy kemudian melanjutkan dengan memberi beberapa tips yang lebih umum, seperti minum banyak air sebelum terbang agar Anda tetap terhidrasi dan merasa lebih segar saat mendarat di pesawat.
Penumpang juga harus berbicara kepada awak kabin jika mereka merasa tidak sehat.
"Jangan merasa takut. Jadi, jika Anda memerlukan makanan, air, atau kantong anti udara, silakan beri tahu kami," tambahnya.
Pramugari dari penerbangan lain, Jamila Hardwick, dalam program TV Inside Edition, mengungkapkan bahwa bagian-bagian tertentu di pesawat jarang dibersihkan, termasuk meja nampan.
"Ya ampun, ini menjijikan. Ketika petugas kebersihan datang, mereka tidak punya waktu untuk membersihkan setiap baki," ujarnya.
Pernyataan ini selaras dengan studi oleh Insurancequotes.com pada 2019 yang menemukan bahwa meja nampan memiliki 11.595 unit pembentuk koloni kuman.
Namun, ketika Covid melanda, maskapai penerbangan terpaksa menerapkan serangkaian tindakan keselamatan dan sanitasi yang ketat, termasuk disinfeksi pesawat sebelum dan sesudah penerbangan.
Penumpang juga diimbau untuk menggunakan tisu disinfektan untuk membersihkan meja nampannya sebelum makan, terutama setelah tersebarnya di media sosial foto-foto penumpang yang menggunakan meja nampan makan sebagai pijakan kaki.
Bahkan, ada yang melakukannya tanpa sepatu dan kaus kaki.
Di Instagram, seorang pengguna yang mengaku sebagai awak pesawat mengomentari foto tersebut dan menjelaskan bahwa sebagai pramugari ia selalu menyuruh penumpang tidak melakukannya dan kebanyakan mematuhi imbauan tersebut.
"Saya bilang itu merusak meja, dan lain-lain, tapi menurut saya itu sangat menjijikkan dan norak. Apa yang akan mereka lakukan? Menulis surat tentang saya yang mengatakan dia membuat saya angkat kaki dari meja? Tidak pernah,"
"Beberapa pramugari tidak peduli, tapi saya berusaha menjaga kesopanan dalam bekerja, tapi ini perjuangan yang melelahkan," jelasnya.
(dhs/pua)