Jangan Asal 'Self Diagnose', Kondisi Sebenarnya Bisa Tak Tertangani
Peningkatan kesadaran soal kesehatan mental ternyata membawa 'efek samping' berupa self diagnose. Psikolog beberkan bahaya self diagnose.
Era digital membuat akses informasi begitu mudah, termasuk informasi soal kesehatan mental.
Paparan informasi ini di satu sisi memperkaya khazanah kesehatan mental. Tapi di sisi lain, hal ini membuat orang berpikir dirinya punya persoalan sama tanpa memastikannya ke tenaga profesional. Hal ini disebut sebagai fenomena self diagnose.
Psikolog Mira Amir mengatakan, self diagnose bisa menjadi masalah saat orang berhenti begitu saja pada apa yang dialami. Contohnya, saat seseorang merasa mengalami masalah mental tapi tak berbuat apa-apa.
"Padahal belum tentu [punya masalah mental], ya udah keren. Sementara masih banyak gejala lain belum teratasi. Memang setelah dengan cepat mereka self diagnose, [seharusnya] tingkat berikutnya tetap ketemu profesional untuk memastikan apakah iya atau tidak," kata Mira dalam diskusi Secret at Newsroom: Tiba-tiba Sadar Mental Health yang tayang Jumat (20/10).
Senada dengan Mira, mental health survivor Yovania Asyifa Jami melihat kesadaran soal kesehatan mental memang sudah sangat tinggi. Fenomena self diagnose marak ditambah sejumlah figur publik yang terbuka akan kondisi kesehatan mentalnya.
Tak cuma self diagnose, menurut perempuan yang akrab disapa Yova ini, gangguan kesehatan mental pun dilihat sebagai sesuatu yang keren.
"Misal nih, oh si Kak Yova punya bipolar, dianggap keren, jadi mereka cari via internet, [lalu menemukan] gejalanya mirip banget sama aku. Mood swing, yang tadinya happy jadi sedih," ujarnya.
"Padahal cuma gejala mood swing [sudah dianggap bipolar], itu termasuk self diagnose," lanjut dia.
Mira pun mengingatkan agar orang memeriksakan diri ke tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater jika memang merasa ada yang salah dengan diri sendiri.
Namun demikian, tak semua bisa tahu kapan dirinya perlu memeriksakan diri ke profesional. Mira membeberkan beberapa tanda Anda membutuhkan bantuan profesional jiwa.
Mira menyarankan agar berkunjung ke tenaga profesional jiwa saat kondisi yang dialami telah mengganggu fungsi sehari-hari. Atau, saat orang-orang di sekitar tak mampu menampung cerita Anda.
Selain itu, ada juga beberapa tanda yang perlu diperhatikan. Misalnya, lanjut Mira, saat kualitas tidur bermasalah, pola makan berubah, sulit berkonsentrasi, hingga emosi yang tidak terkendali.
"Apalagi kalau sampai ada, biasanya disebut, suicidal thought, pikiran-pikiran ingin mengakhiri hidup. Please segera cek," katanya.