Kebanyakan koleksi menggunakan block color. Namun, ada terselip look dengan motif-motif geometris yang khas.
Penggunaan warna alam memang mengandung konsekuensi tampilan warna yang kurang cerah dan 'bold'. Kendati demikian, suasana gembira akan masa panen dilukiskan dalam styling yang menarik. Look dengan obi, selendang bermotif, aksesori, cukup memanjakan mata.
Satu look yang menarik adalah coat dari potongan kain yang dianyam. Look ini mengingatkan akan koleksi "Kayu & Kosmos" tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh Mata Memandang (SMM) sepertinya semakin asyik dengan eksplorasinya akan kain. Tahun lalu, jenama ini mengolah limbah kain jadi benang yang dijadikan material koleksi "Baur".
Lihat Juga :![]() Wanita Inspiratif Chitra Subyakto dan Sejauh Mata Memandang Krisis Iklim |
Tahun ini, benang-benang serupa ditenun tangan (handwoven) menjadi kain denim untuk koleksi bertajuk "Tarum".
Pendiri dan Direktur Kreatif SMM Chitra Subyakto menuturkan, selama ini denim punya predikat material yang tidak ramah lingkungan. Namun, kunjungannya ke kolaborator SMM di Pekalongan mengubah pandangan Chitra soal denim.
"Ngobrol dengan Pak Mugi [mitra penenun SMM]. Dia bilang 'Kita bisa lho bikin tenun tipe denim'. Pakai air banyak ya? Ternyata tidak. Pemakaian air jauh lebih minimal," ujar Chitra dalam exclusive media gathering jelang pertunjukan di RUF, Pondok Indah Mall, Selasa (24/10).
Nama 'Tarum' sendiri merupakan nama tumbuhan penghasil warna indigo (Indigofera tinctoria) yang mendominasi warna koleksi. Selain warna kebiruan, koleksi juga menghadirkan warna cokelat kemerahan yang dihasilkan dari kayu secang.
![]() |
"Tarum" menghadirkan siluet-siluet seperti atasan berkancing, vest bersiluet kebaya tanpa lengan, bralette, rok, celana pendek, dan outer. Material denim membuat tampilan lebih maskulin dan tegas.
Mungkin demi membuatnya lebih 'lembut', SMM menyematkan padanan berupa lace, kemeja katun, dan blouse dari material eyelet.
Motif mini, geometris khas SMM memang tidak ditemukan pada koleksi denim ini. Tetapi SMM tidak melupakan detail ayam yang tertuang pada bordir dan patchwork.
Rasanya SMM tidak perlu setengah-setengah dalam menghadirkan hal baru. Bakal lebih baik jika denim tetap menjadi denim dengan karakternya yang keras dan tegas, tanpa perlu dibuat tampil lembut.
Justru, ini jadi tantangan baru buat SMM ketika harus menyesuaikan diri dengan karakter kain.
Eksplorasi demi eksplorasi terus dilakukan dan penikmat mode terus menantikan inovasi apa lagi yang bakal SMM lakukan.
(els/asr)