Jakarta, CNN Indonesia --
Dalam tradisi Katolik, 2 November merupakan peringatan arwah semua orang beriman. Umat diingatkan untuk mendoakan mereka yang telah meninggal.
Dalam renungan hari ini, 2 November 2023, kematian kerap jadi topik yang dihindari, berbeda dengan kelahiran atau perkawinan. Padahal kehidupan selalu berdampingan dengan kematian. Kematian bukan akhir.
Bacaan I
Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 15: 20-23
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Injil
Yohanes 6: 37-40
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Ku buang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Ku bangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik 2 November 2023
Kemarin, 1 November, umat merayakan Hari Semua Orang Kudus. Terselip permohonan agar hidup selaras dengan kehendak Tuhan dan berjalan dalam iman. Kemudian hari ini dalam Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, umat diingatkan untuk berdoa bagi jiwa-jiwa di api penyucian.
Kematian memang bukan topik yang menyenangkan buat didiskusikan. Bahkan ada yang langsung memotong pembicaraan saat muncul kata 'kematian', 'meninggal' atau sejenisnya muncul.
Kematian lekat dengan kesedihan, penderitaan, duka akan perpisahan. Pun saat duka perlahan mereda, muncul tanya, 'Apakah saudara atau sahabat saya benar-benar masuk surga setelah tiada?'.
Akan tetapi, jika merujuk pada bacaan Injil hari ini, Tuhan sudah memberikan jaminan.
"Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku."
Kemudian bicara soal kematian, tentu umat ingat dengan Paulus. Dalam suratnya pada umat di Filipi, Paulus berkata:
"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1: 21)
Lantas, kenapa orang meninggal harus melalui api penyucian?
Janji Yesus terdengar menyenangkan dan langsung dimaknai bahwa mereka yang meninggal akan langsung menikmati kebahagiaan surgawi. Padahal, mereka harus melalui api penyucian terlebih dahulu.
Api penyucian berbeda dengan api neraka. Sesuai namanya, api penyucian digunakan untuk menyucikan, memurnikan para jiwa sehingga bersih dan suci dari dosa.
Dalam ajaran Gereja Katolik, untuk bisa masuk surga, jiwa-jiwa harus bersih dan murni. Mereka harus bersih dari dosa sekecil apa pun.
Dalam Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, diharapkan doa-doa yang dipanjatkan buat jiwa yang berada di api penyucian agar mereka akhirnya bisa disucikan dan beristirahat dalam damai-Nya.