Setidaknya ada beberapa cara mencegah bullying yang bisa dipahami.
Jangan terlihat takut ketika pem-bully mulai mendatangi Anda. Tapi, jangan menantang mereka karena hal ini bisa membuat situasi semakin panas.
Pada suatu titik, adu pendapat dengan pelaku perundungan tidak ada gunanya. Alih-alih beradu argumen, cobalah untuk bersikap tenang dan tidak memperlihatkan perasaan takut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Anda mengkhawatirkan keselamatan, temui guru atau pembimbing yang bisa dipercaya untuk membantu mengatasi situasi tersebut. Hindari melakukan kontak lebih jauh dengan si perundung sampai Anda melakukan langkah-langkah lain untuk menghentikan perundungan.
Jika pelaku perundungan sudah membuat Anda cemas saat berangkat, maka carilah pertolongan dari orang dewasa yang bisa dipercaya.
Setiap orang berhak menentukan perasaan dirinya sendiri, bukan orang lain. Hindari empat jenis pemikiran yang tak rasional seperti sering menuntut, melebih-lebihkan, tak tahan, serta suka memberi label dan menjelek-jelekan.
Rasa malu dapat menjadi latar belakang seseorang mengalami perundungan. Selain itu, rasa malu juga muncul ketika anak tidak mampu melakukan usaha yang lebih baik dari yang sudah mereka lakukan.
Rasa malu juga membuat mereka menyimpan rahasia dan tidak mencari serta menerima pertolongan yang diberikan kepada mereka. Menyimpan rahasia membuat mereka mengulangi pemikiran-pemikiran yang tidak rasional hingga pada titik menganggap pemikiran tersebut merupakan kenyataan, bukannya pendapat.
"Pemikiran-pemikiran ini kerap kali berujung pada logika tidak rasional berupa bunuh diri yang timbul karena perundungan," kata Anggia.
Memutus mata rantai bullying bukan perkara mudah. Pasalnya, korban bisa menjadi pelaku dan sebaliknya, pelaku juga dapat menjadi korban.
Oleh karena itu, diperlukan peran banyak pihak untuk memutus perilaku bullying tersebut.
"Salah satunya peran serta dari keluarga dan lingkungan sekitar," katanya.
(tst/asr)