Penyintas Polio Paul 'Paru-paru Besi' Meninggal Dunia di Usia 78 Tahun

CNN Indonesia
Kamis, 14 Mar 2024 13:15 WIB
Paul Alexander, penderita polio yang bertahan tujuh dekade dengan 'paru-paru' besi meninggal pada Senin (11/3) sore.
Paul Alexander, pria penyintas polio yang hidup dalam paru-paru besi selama 70 tahun meninggal dunia di usia 78 tahun. (Smiley N. Pool/The Dallas Morning News via AP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Paul Alexander, penderita polio yang bertahan tujuh dekade dengan 'paru-paru' besi meninggal pada Senin (11/3) sore.

Kepergian Paul diumumkan pada Selasa (12/3) di halaman GoFoundMe yang dibuat untuk membantu membayar rumah dan perawatan kesehatannya.

"Sungguh luar biasa membaca semua komentar dan mengetahui begitu banyak orang terinspirasi oleh Paul. Saya sangat bersyukur," kata Philip Alexander, saudara Paul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilaporkan CNN, penyebab kematian pria 78 tahun ini tidak jelas. Namun Philip menyebut saudaranya sempat dirawat di rumah sakit tiga minggu lalu karena infeksi Covid-19. Kemudian pekan ini Paul dinyatakan negatif.

Paul mengidap polio di umur 6 tahun pada 1952. Saat itu adalah puncak pandemi polio. Sebanyak lebih dari 21 ribu kasus polio lumpuh tercatat di AS.

Saat ini polio dianggap telah lenyap di AS berkat vaksin yang dikembangkan di akhir 1950-an.

Polio membuat Paul lumpuh dari leher ke bawah dan tidak bisa bernapas sendiri. Dia pun ditempatkan di paru-paru besi atau silinder logam besar yang mengubah tekanan udara untuk merangsang pernapasan.

Penuh ambisi

Dalam otobiografinya, Doris Alexander, ibu Paul, menyebut para dokter menyatakan Paul tidak mungkin bisa hidup.

"Ada beberapa kali listrik mati dan paru-paru harus dipompa dengan tangan. Tetangga kami akan berlarian dan membantu kami memompanya," kata sang ibu.

Selama 70 tahun, Paul mampu bertahan hidup berkat paru-paru besi. Pada Maret 2023, ia dinyatakan sebagai pasien paru-paru besi yang paling lama bertahan hidup oleh Guinness World Records.

Paul tak begitu saja pasrah dengan kondisinya. Ia mempelajari teknik pernapasan yang memungkinkannya keluar dari paru-paru besi selama beberapa jam.

Dia juga lulus perguruan tinggi, memperoleh gelar sarjana hukum dan melanjutkan praktik sebagai pengacara ruang sidang selama 30 tahun.

Paul menerbitkan sendiri otobiografinya yang berjudul 'Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung'.

Di sini dia bercerita keberhasilannya bernapas secara mandiri selama 3 menit setelah proses belajar selama setahun. Prestasinya ini diganjar dengan hadiah seekor anjing.

Sementara di 2022, Paul sempat bercerita pada CNN bahwa dirinya sedang mengerjakan buku kedua.

"Saya punya beberapa mimpi besar. Saya tidak akan menerima keterbatasan mereka dari siapa pun," katanya dalam wawancara.

"Hidup saya luar biasa."

Paul terus mendorong vaksinasi polio. Lewat akun TikTok pribadinya, Polio Paul, ia menyerukan pentingnya vaksinasi polio.

"Jutaan anak tidak terlindungi dari polio. Mereka harus melakukannya lagi, sebelum terjadi epidemi lagi," katanya.



(els/pua)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER