Hemofilia merupakan kelainan perdarahan langka yang terjadi pada tubuh. Umumnya ditandai dengan mimisan yang tak kunjung mereda atau luka yang tak kunjung mengering. Lalu apa lagi gejalanya?
Hari Hemofilia Sedunia dirayakan setiap 17 April, pertama kali hemofilia ditemukan oleh John Otto pada 1803. Di Indonesia sendiri, hemofilia dikenal sejak 1965.
Meskipun terkesan langka, hemofilia bukan merupakan jenis penyakit yang dapat disepelekan. Ada banyak tahapan yang harus diperhatikan untuk mengobati penyakit ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Cleveland Clinic, hemofilia merupakan kelainan darah genetik langka yang terjadi ketika darah tidak membeku dan membuat pendarahan melambat atau berhenti.
Hemofilia dapat terjadi karena tubuh tidak menghasilkan cukup protein untuk melakukan pembekuan darah.
Faktor utama terjadinya hemofilia adalah ketika tubuh tidak memiliki fibrin yang menyebabkan pembekuan darah berkurang, sehingga meningkatkan risiko pendarahan atau memar.
Gen tertentu dapat berpengaruh terhadap faktor pembekuan darah. Pada hemofilia yang diturunkan, gen yang membawa instruksi untuk pembekuan normal menjadi berubah.
Gen yang berubah memberikan instruksi yang pada akhirnya menghasilkan faktor pembekuan yang tidak normal atau faktor pembekuan yang tidak mencukupi.
Sekitar 20% dari seluruh kasus hemofilia terjadi secara spontan, artinya seseorang mengidap penyakit tersebut meskipun tidak ada riwayat keluarga yang mengalami pendarahan abnormal.
![]() |
Dilansir dari Medical News Today, umumnya gejala hemofilia dapat dibedakan tergantung tingkat keparahannya. Namun secara garis besar tanda-tanda umumnya meliputi :
Menurut National Organization for Rare Disorder, tingkat keparahan hemofilia juga dapat memengaruhi gejalanya, seperti :
Kasus hemofilia ringan:
Mimisan spontan
Pendarahan dari mulut atau gusi
Mudah memar atau hematoma
Pendarahan berlebihan setelah prosedur atau cedera gigi atau bedah lainnya
Kasus hemofilia sedang:
Memar yang mudah dan berlebihan
Pendarahan berlebihan setelah operasi atau trauma
Biasanya didiagnosis kasus pada saat orang tersebut berusia 5 atau 6 tahun.
Pada kasus hemofilia yang parah, seseorang mungkin mengalami pendarahan spontan, seringkali pada otot atau persendian. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak.
Hemofilia merupakan kelainan yang dapat berpengaruh pada kehidupan seseorang sebab membutuhkan perawatan medis dalam jangka waktu lama.
Meski belum bisa disembuhkan, tim medis dapat membantu dengan memberikan obat sebagai pengurang rasa sakit dan mengurangi gejala.
(sya/pua)