Jakarta, CNN Indonesia --
Penyakit hemofilia adalah salah satu jenis penyakit berbahaya dan tidak bisa disembuhkan. Sebagian besar penyakit ini hanya diderita oleh pria dan akan mengganggu aktivitas harian para penderitanya.
Per 2020 lalu, tercatat penderita hemofilia di Indonesia yang terdiagnosis mencapai 2.706 orang. Angka tersebut mengalami peningkatan sebab pada 2019 jumlah penderita masih di angka 2.476 pasien.
Dokter spesialis anak dari Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia Novie Amelia Chozie mengatakan, penyakit yang tergolong langka ini merupakan penyakit keturunan yang biasanya dibawa oleh gen ibu dan diidap oleh anak laki-laki seumur hidupnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Novie, hemofilia terjadi ketika darah tidak bisa membeku yang membuat penderitanya mengalami perdarahan terus-menerus saat terluka.
Kenapa hemofilia sebagian besar hanya terjadi pada pria?
Pria memiliki kromosom XX sedangkan wanita memiliki kromosom XY. Penyakit ini diturunkan melalui kromosom X. Sehingga, saat kromosom X wanita terpapar hemofilia, kromosom Y yang mereka miliki akan menggantikan peran kromosom X. Namun tidak pada pria.
"Sebaliknya, pria hanya punya kromosom X, maka ketika ada hemofilia dia akan langsung mengidap penyakit tersebut," kata Novie dalam Webinar Mengawal Masa Depan Hemofilia di Indonesia yang ditayangkan secara daring, beberapa waktu lalu.
Gejala Hemofilia
Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang berlangsung lebih lama karena darah sukar membeku.
Bukan cuma perdarahan yang sulit berhenti, penderita hemofilia juga bisa mengalami beberapa hal sebagai berikut.
- Urine atau tinja berdarah tiba-tiba
- Beberapa area tubuh mudah memar tanpa alasan jelas
- Nyeri dan bengkak pada sendi dan lutut akibat perdarahan.
Pada dasarnya, gejala ini juga dibagi dalam tiga bagian yakni gejala ringan, sedang, dan berat.
1. Gejala ringan
Gejala ringan ini hanya muncul saat penderita hemofilia terluka. Misal saat sunat atau terluka karena jatuh yang membuat darah keluar.
Menurut Novie, penderita hemofilia dengan gejala ringan memiliki jumlah faktor pembekuan dalam darah berkisar antara lima hingga 50 persen.
Penderita hemofilia ini tidak menunjukkan gejala apa pun. Hanya saja, penderita bisa mengalami perdarahan yang sulit berhenti jika luka yang dialami cukup parah atau baru menjalani prosedur medis, seperti operasi dan cabut gigi.
Simak penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit hemofilia di halaman berikut.
2. Gejala sedang
Gejala sedang ini muncul rutin sebanyak satu kali dalam sebulan. Gejala itu meliputi lebam, kemerahan, bengkak, dan nyeri sendi seperti pernah terbentur tanpa sebab yang jelas.
Orang yang mengalami gejala hemofilia sedang memiliki jumlah faktor pembekuan pada darahnya antara 1-5 persen.
"Pada kondisi ini, perdarahan akibat luka kecil pun akan sulit berhenti. Penderitanya juga cenderung lebih mudah mengalami memar.
3. Gejala berat
Gejala yang muncul sama persis dengan gejala hemofilia sedang, hanya saja intensitas waktunya lebih cepat yakni satu sampai dua kali dalam seminggu. Jumlah faktor pembekuan darahnya juga kurang dari 1 persen.
"Kondisi ini membuat penderitanya sering mengalami perdarahan spontan tanpa sebab yang jelas, seperti gusi berdarah, mimisan, dan perdarahan atau pembengkakan di sendi atau otot," kata Novie.
Bahaya Hemofilia
Darah yang sulit berhenti ketika mengalami perdarahan, hal utama yang bisa dialami penderitanya adalah kekurangan darah. Namun di balik itu, terdapat bahaya lain yang harus diwaspadai yakni kegagalan fungsi organ akibat kehilangan banyak darah.
"Bukan hanya itu, komplikasi lain yang bisa terjadi adalah perdarahan di otot, sendi, saluran cerna, dan organ lainnya," kata dia.
Pengobatan hemofilia
Hemofilia memang belum bisa diobati. Namun, penderita bisa melakukan pengobatan yang tujuannya untuk mencegah timbulnya perdarahan dan menangani perdarahan.
Pencegahan perdarahan atau dikenal dengan istilah profilaksis dilakukan dengan cara menyuntikan faktor pembekuan darah sesuai dengan jenis hemofilia yang diderita.
Sementara itu, pengobatan dengan metode penghentian perdarahan biasanya dilakukan saat terjadi perdarahan.
Novie mengatakan, dokter akan memberikan obat yang jenisnya sama dengan obat untuk mencegah pendarahan ketika seseorang terluka.
Pencegahan Hemofilia
Penyakit ini tidak bisa dicegah karena sumber utamanya adalah gen X yang terkontaminasi penyakit ini. Hanya saja untuk mengantisipasi hak-hak yang tidak diinginkan kemudian hari, pemeriksaan dini bisa dilakukan untuk mengetahui risiko hemofilia pada anak mereka.
Anda juga bisa mengurangi beberapa aktivitas berbahaya dan selalu menjaga kesehatan.