Penyakit jantung koroner (PJK), sebagai penyebab utama kematian global, termasuk di Indonesia, telah menjadi perhatian utama dalam dunia kesehatan. Kompleksitas dan angka kejadian yang semakin meningkat, terutama pada usia produktif, menuntut penanganan yang cepat, tepat, dan komprehensif.
Cardiovascular Center di Mayapada Hospital hadir menawarkan pendekatan multidisiplin yang inovatif dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan PJK. Sebagai pusat unggulan (Center of Excellence), layanan ini menyediakan penanganan medis yang komprehensif dan mutakhir, mulai dari pencegahan, skrining dan diagnosis, pengobatan, sampai dengan rehabilitasi pasca tindakan dapat dilakukan dalam layanan ini.
"Cardiovascular Center Mayapada Hospital dihadirkan sebagai pusat rujukan utama bagi pasien dengan masalah jantung yang kompleks, sekaligus berperan meningkatkan standar perawatan kardiovaskular yang menyeluruh. Layanan ini memberi pelayanan yang berpusat pada pasien (patient centric) dengan memprioritaskan kenyamanan serta keamanan pasien," bunyi keterangan tertulis. Selasa (20/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cardiovascular Center Mayapada Hospital juga didukung oleh jajaran dokter multidisiplin yang berpengalaman dan terlatih dalam penanganan penyakit jantung, termasuk untuk menangani kasus kegawatdaruratan jantung. Dengan layanan Cardiac Emergency 24 jam, layanan ini siap siaga menangani kasus kegawatdaruratan seperti serangan jantung akibat sumbatan pada pembuluh koroner jantung sehingga suplai aliran darah terhenti.
Apabila kondisi ini terjadi, penanganan terbaik dapat dilakukan melalui tindakan Primary Percutaneous Coronorary Intervention (PCI), yaitu dengan membuka sumbatan menggunakan balon dan kemudian dilakukan pemasangan stent/ring yang dilakukan dalam Golden Period (90 menit) setelah terjadinya serangan.
Ketika sumbatan sulit untuk dibuka dan memerlukan tindakan lanjutan serta teknologi yang canggih untuk membantu pemasangan stent, tersedia teknologi Intravaskular Ultrasound (IVUS).
Teknologi ini akan membantu dokter melihat gambar kondisi di dalam pembuluh darah, mengidentifikasi derajat penyempitan, mengetahui karakteristik plak atherosklerosis (lemak, jaringan ikat, kalsium), dan menentukan lesi penyempitan sehingga dokter dapat menempatkan ring jantung secara presisi.
Pada kasus sumbatan pembuluh darah yang sulit ditembus, dapat dibantu dengan alat bor rotablator untuk mengikis sumbatan yang mengeras atau sumbatan yang bersifat total kronik. Selanjutnya, stent dapat masuk dan dipasang untuk membuka sumbatan pembuluh darah.
Pada PJK yang tidak bisa dilakukan tindakan PCI seperti pada kasus Three Vessel Disease (TVD) atau penyumbatan pada 3 arteri koroner utama pada jantung dan penyumbatan arteri koroner utama kiri atau Left Main Cartery (LMCA), dapat dilakukan tindakan bedah jantung Coronary Artery Bypass Graft (CABG) atau Bypass Jantung.
CABG dilakukan dengan mengambil pembuluh darah sehat pada kaki atau tangan untuk membuat jalur baru (pintas koroner) di sekotar pembuluh darah yang tersumbat. Di Cardiovascular Center Mayapada Hospital, tindakan ini dapat dilakukan secara minimal invasif (minim sayatan) atau tanpa menggunakan mesin jantung paru saat operasi. Kedua teknik ini merupakan teknik terkini dan tidak banyak dapat dilakukan oleh dokter bedah jantung.
Penyakit jantung lainnya yang sering ditemukan adalah aritmia atau gangguan irama jantung yang dapat berakibat pada henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest). Umum terjadi ketika berolahraga, sudden cardiac arrest terjadi ketika jantung mendadak kehilangan fungsinya sehingga terjadi kehilangan kesadaran secara mendadak.
Hal ini disebabkan oleh gangguan listrik di jantung yang mengganggu kerja jantung untuk memompa darah, dan kemudian menghentikan aliran darah ke tubuh. Pada kasus aritmia tersebut, penanganan dapat dilakukan dengan tindakan Ablasi Jantung secara minimal invasif dengan memasukkan kateter melalui pangkal paha dengan panduran X-ray ke arah jantung yang mengalami kelainan listrik.
Kateter ablasi akan menghantarkan suatu energi panas sehingga dapat menghilangkan fokus-fokus yang menyebabkan kelainan listrik jantung tersebut. Ablasi merupakan tindakan yang non operasi yang minim efek samping sehingga setelah tindakan pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
"Selain tindakan yang telah disebutkan di atas, Cardiovascular Center Mayapada Hospital juga telah banyak mengerjakan kasus advance lainnya, seperti penggantian katup jantung (mitral dan aorta) secara minimal invasif, penanganan gangguan pembuluh darah aorta dengan prosedur TEVAR dan Bentall Procedure sebagai tindakan yang memiliki kesulitan tinggi, sampai dengan bedah jantung untuk menangani penyakit jantung bawaan pada anak-anak seperti Tetralogi of Fallot, ASD dan VSD," papar keterangan resmi.
Cardiovascular Center Mayapada Hospital menawarkan solusi yang komprehensif bagi pasien dengan penyakit jantung koroner dengan menggabungkan teknologi mutakhir, keahlian tim medis, dan pendekatan yang berpusat pada pasien.
(rir)