Terdapat pengakuan juga bahwa setelah kejadian tersebut berakhir, pramugara itu mengejek wanita yang membawa balita, dengan mengucapkan: "Selamat datang bagi Anda yang telah berhasil sampai ke New Orleans. Lain kali urus saja urusan Anda sendiri dan Anda akan lebih cepat sampai ke tujuan."
Dalam sebuah pernyataan, Spirit Airlines mengatakan kepada Daily Mail, "Kontrak penerbangan kami, dokumen yang disetujui semua pelanggan saat melakukan reservasi sudah mencakup standar pakaian tertentu yang berlaku untuk semua pelanggan yang bepergian bersama kami."
Dalam kontrak tersebut dinyatakan: "Seorang pelanggan tidak diperbolehkan menaiki pesawat atau akan diminta meninggalkan pesawat jika mereka bertelanjang kaki atau berpakaian tidak pantas, atau berpakaian cabul, tidak senonoh, atau bersifat menyinggung."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, apa yang dianggap "cabul, tidak senonoh, atau menyinggung" tersebut tidak dijelaskan lebih lengkap dalam kontrak.
Ini bukan pertama kalinya kru kabin meminta penumpang untuk menutupi tubuh mereka jika mengenakan pakaian tidak pantas. Pada tahun 2021, Air New Zealand meminta maaf kepada seorang wisatawan yang dituduh oleh dua pramugari karena "terlalu banyak memperlihatkan bagian tubuh".
Courtney Newbold yang menaiki pesawat dari Rarotonga, Kepulauan Cook menuju Auckland, Selandia Baru, mengenakan celana olahraga panjang berpinggang tinggi dengan atasan dua lapis crop top. Kru kabin mengomentari pakaian tersebut dan memintanya untuk mengenakan atasan yang lebih pantas.
Dalam insiden lainnya, binaragawan profesional Deniz Saypinar dilarang menaiki pesawat American Airlines di Bandara Internasional Dallas/Fort Worth karena pakaiannya. Ia mengenakan tank top cokelat, celana pendek denim, dan jaket putih yang diikatkan ke pinggang. Pakaiannya dianggap melanggar aturan berpakaian maskapai.
(aur/wiw)