Tak Lagi Ngetren, FOMO Kini Berganti JOMO, Apa Itu?

CNN Indonesia
Kamis, 07 Nov 2024 17:15 WIB
Ilustrasi. Tren gaya hidup FOMO tampaknya akan beralih menjadi JOMO. (HebiFot/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anda tentu sudah tak asing dengan istilah fear of missing out (FOMO) atau rasa akan takut ketertinggalan. Tapi, kini tampaknya FOMO tak lagi menjadi tren.

Tren FOMO sebentar lagi tampaknya akan berganti dengan JOMO alias joy of missing out. Kebalikan dari FOMO, JOMO akan membuat seseorang merasa senang saat tak perlu harus mengikuti segala hal yang sedang naik daun.

Bisa dibilang, JOMO adalah perasaan lebih santai dan menyukai hal yang tidak terburu-buru.

Psikolog Susan Albers mengatakan, JOMO ibarat kepuasan untuk memprioritaskan diri sendiri.

"JOMO adalah merangkul gagasan untuk sekadar menemukan kegembiraan dan kepuasan untuk tidak ikut serta melewatkan kegiatan dan memprioritaskan diri sendiri," ujar Albers, mengutip laman Cleveland Clinic.

Misalnya, Anda pada dasarnya merasa tidak nyaman dengan keramaian. Tapi suatu waktu Anda mendapatkan undangan pesta ulang tahun. Anda bisa saja memilih untuk tidak hadir tanpa merasa bersalah atau ketinggalan update bergaul dengan teman-teman.

"JOMO memungkinkan Anda untuk menjadi diri sendiri yang autentik dan jujur, tentang apa yang benar-benar ingin Anda lakukan dan apa yang Anda hargai," kata Albers.

JOMO sendiri sebenarnya bukan istilah anyar. Menukil NDTV, istilah ini pertama kali muncul dari Anil Dash, seorang pengusaha asal Amerika Serikat (AS) dalam sebuah unggahan blog pada 2012 lalu.

Anil menemukan istilah tersebut setelah menjadi seorang ayah dan menyadari bahwa ia telah kehilangan banyak hal dalam sebulan setelah kelahiran putranya.

Menurut Albers, JOMO cenderung lebih mudah diterima oleh orang-orang berkepribadian introvert.

"Anda tak akan keberatan melewatkan banyak acara sosial. Anda menikmati waktu yang tenang," ujar Albers.

Kebalikannya, orang yang FOMO lebih cenderung dimiliki oleh kaum ekstrovert. Mereka adalah orang-orang yang senang bersosialisasi dan berpetualang.

Kelebihan dan kekurangan JOMO

Ilustrasi. Gaya hidup JOMO memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. (uveX/Pixabay)

JOMO tak berarti kuper. Sebaliknya, JOMO justru memiliki banyak manfaat. Misalnya, meningkatkan produktivitas dan fokus, meningkatkan keterlibatan dalam hubungan, dan meningkatkan kesehatan mental serta fisik.

Namun demikian, bukan berarti Anda harus terus menerapkan konsep JOMO dalam setiap detik kehidupan. Pasalnya, menurut Albers, JOMO juga bisa berimplikasi buruk.

Salah satu dampak buruk dari JOMO adalah terjebak dalam zona nyaman. Sementara FOMO, menurut Albers, bisa menjadi motivasi seseorang untuk keluar dari zona nyaman dan menjelajah hal-hal baru.

"Melihat apa yang dilakukan orang lain dapat memberi Anda ide-ide baru yang tidak akan pernah Anda pikirkan," ujar Albers.

(aur/asr)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Antre Beli Emas, Investasi Atau Fomo?

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK