Marak Wisata Medis di Turki, Maskapai Keluhkan Penumpang Habis Oplas

CNN Indonesia
Jumat, 06 Des 2024 15:30 WIB
Transplantasi rambut. (istockphoto/byakkaya)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bepergian ke luar negeri untuk melakukan prosedur operasi plastik (oplas) sedang naik daun akhir-akhir ini. Bahkan, fenomena tersebut menciptakan tren baru bernama Tren Wisata Medis.

Meningkatnya wisata medis ini dapat terlihat jelas, terutama akhir-akhir ini di Bandara Istanbul, Turki. Antrean penerbangan menuju Inggris di bandara dipenuhi penumpang yang mengenakan perban, dengan balutan berlumuran darah di sekitar kepala akibat transplantasi rambut.

Pihak maskapai penerbangan harus membayar mahal akibat lonjakan tren ini, karena mereka menghadapi keadaan darurat dan sejumlah pengalihan penerbangan, yang menyebabkan gangguan di seluruh jaringan dan terkadang menimbulkan kematian penumpang.

Peningkatan tren wisata medis ini ditunjang oleh maraknya penerbangan berbiaya murah. Pada tahun 2022 saja, sekitar 348 ribu wisatawan Inggris mendapatkan perawatan medis di luar negeri, naik 100 ribu wisatawan dari tahun 2019.

Meski jumlah tersebut bukan hanya dari operasi kecantikan, angka wisatawan yang melakukan operasi ini sangatlah besar.

Pakar Kesehatan Perjalanan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency's) memperingatkan bahwa wisatawan mungkin tidak menyadari adanya potensi gangguan kesehatan dan juga keuangan yang mungkin akan mereka hadapi.

Tak hanya itu, ada kemungkinan komplikasi pascaoperasi akibat prosedur bedah medis yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Tahun lalu, data dari British Association of Aesthetic Plastic Surgeons menampilkan bahwa jumlah orang yang memerlukan perawatan di rumah sakit di Inggris setelah oplas di luar negeri meningkat hingga 94 persen dalam 3 tahun.

Efek samping yang mereka derita akibat oplas tersebut ialah komplikasi penyembuhan luka dan bahkan sepsis, kondisi ekstrem tubuh akibat reaksi sistem umum tubuh terhadap infeksi.

Seperti dilansir Mirror, kebanyakan dari warga Inggris menjalani prosedur bedah plastik di Turki, Republik Ceko, Lithuania, Hungaria, Polandia, dan Rumania. Mereka datang ke sana karena menawarkan harga operasi yang lebih murah, bahkan bisa 70 persen lebih murah daripada di Inggris.

Sekitar 1,2 juta orang asing juga datang mengunjungi Turki untuk melakukan prosedur oplas pada tahun 2022.

Namun, meskipun terdengar tak biasa, rupanya penerbangan yang berdurasi 4 jam atau lebih dapat menimbulkan masalah serius bagi siapa saja yang baru menjalani operasi invasif, pembedahan yang dilakukan dengan melalui sayatan kecil.

Wizz Air, yang melakukan penerbangan dari Inggris ke Istanbul, Ankara, Antalya, dan Dalaman, misalnya, telah mencatat bahwa meskipun keadaan darurat medis adalah tantangan di seluruh industri, maskapai itu perlu bekerja ekstra untuk beradaptasi dengan adanya pariwisata medis.

Maskapai Mulai Berlakukan Syarat bagi Penumpang yang Baru Oplas


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :