Waspada Skoliosis De Novo, Kondisi yang Bikin Lansia Sulit Berjalan

CNN Indonesia
Jumat, 28 Feb 2025 07:00 WIB
Skoliosis de novo pada lansia terjadi akibat penuaan bantalan tulang belakang yang tidak seimbang. Kondisi ini bisa sangat berbahaya.
Ilustrasi. Waspada skoliosis pada lansia yang dikenal dengan nama skoliosis de novo. (Julia Cybularz via CNN.com)

Gejala Skoliosis De Novo pada Lansia

Skoliosis pada lansia sering kali tidak disadari oleh penderita. Biasanya yang sadar justru, keluarga atau teman yang melihat perubahan postur tubuh mereka.

"Pasiennya sebenarnya sadar, tapi sering kali tidak memperhatikan. Yang biasanya sadar duluan itu keluarganya, karena melihat tinggi badan berkurang. Padahal, bukan karena bertambah pendek, tapi karena makin bungkuk dan miring ke samping," ungkap Phedy.


Beberapa gejala skoliosis de novo yang umum pada lansia meliputi:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


- Tubuh terlihat semakin miring ke samping atau bungkuk ke depan


- Nyeri punggung kronis


Ilustrasi sakit punggungIlustrasi. Waspada, sakit punggung jadi salah satu tanda skoliosis. (iStock/PeopleImages)

- Postur tubuh tidak simetris (misalnya, bahu atau pinggul lebih tinggi dari sisi lainnya)


- Muncul punuk pada punggung bawah


- Cepat lelah karena postur tubuh yang tidak seimbang


- Kesulitan berjalan atau berdiri dalam waktu lama


- Pada kasus berat, terjadi jepitan saraf yang menyebabkan nyeri ke tungkai, kebas, kesemutan, hingga kelemahan otot


Cara menangani skoliosis de novo pada lansia


Penanganan skoliosis de novo bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan tubuh, mengurangi nyeri, dan mencegah kelengkungan tulang semakin parah. Berikut beberapa metode yang bisa dilakukan:


1. Terapi Fisik dan Latihan


Terapi fisik penting untuk memperkuat otot penopang tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas. Beberapa latihan yang direkomendasikan misalnya, latihan peregangan dan yoga untuk meningkatkan fleksibilitas, latihan penguatan otot inti dan punggung untuk menstabilkan tulang belakang, dan latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh.




2. Penggunaan Obat-obatan


Obat pereda nyeri dan antiinflamasi dapat membantu mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh skoliosis. Jika skoliosis disertai osteoporosis, dokter dapat meresepkan obat untuk menjaga kepadatan tulang.


3. Penggunaan Penyangga (Brace)


Brace tidak disarankan untuk skoliosis degeneratif karena tidak dapat memperbaiki kelengkungan tulang belakang. Namun, pada kasus nyeri hebat, brace bisa digunakan dalam jangka pendek untuk mengurangi beban pada punggung.


4. Operasi


Operasi diperlukan jika skoliosis menyebabkan kelengkungan tulang lebih dari 50 derajat, gangguan keseimbangan lebih dari 3 cm ke depan atau ke samping yang tidak membaik dengan terapi fisik.


"Kemudian terjadi jepitan saraf berat yang menyebabkan nyeri parah, kebas, kesemutan, atau kelemahan tungkai," kata dia.



(tis/tis)

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER