Octa Broker Ungkap Peluang Bitcoin Sentuh $200.000 di Akhir 2025

Advertorial | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Jun 2025 23:33 WIB
Bitcoin kembali jadi sorotan usai mencapai ATH baru diikuti peningkatan minat institusional.
Jakarta, CNN Indonesia --

Bitcoin kembali jadi sorotan usai mencapai ATH baru diikuti peningkatan minat institusional. Setelah melampaui puncak sebelumnya di awal 2025, trader dan investor sama-sama mempertanyakan peluang Bitcoin mencapai $200 ribu tahun ini.

Halving di 2024 menandai titik balik simbolis, memangkas pasokan baru harian di bawah 450 BTC. Berpadu berita tentang alokasi kas perusahaan dan ketidakstabilan politik global, sentimen ritel berubah secara meyakinkan menjadi bullish.

Data minat di media sosial dan Google Trends mengonfirmasi lonjakan kesadaran arus utama yang belum pernah terlihat sejak akhir 2021. Kali ini, Octa Broker membahas kekuatan-kekuatan utama yang membentuk potensi pertumbuhan, mulai dari kebijakan moneter dan ketegangan global, hingga aliran dana exchange-traded fund (ETF) dan sentimen trader, yang menyediakan panduan praktis untuk menavigasi pasar.

Faktor-Faktor Makro Penggerak Pasar

Data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index atau CPI) Amerika Serikat (AS) pada April menunjukkan inflasi melambat ke 2,3 persen year-over-year (YoY), memicu ekspektasi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga di Q3/2025.

Namun, ketidakpastian tetap tinggi. Dampak penuh dari tarif AS terbaru pada harga konsumen belum terwujud, dan ekspektasi inflasi masih tinggi.

"Pasar mungkin terlalu percaya diri mengenai penurunan suku bunga. Jika inflasi kembali bertambah cepat, apalagi akibat tarif, the Fed kemungkinan tetap hawkish lebih lama dari yang diperkirakan," kata Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di Octa.

Sementara itu, risiko geopolitik yang tinggi, terutama karena ketegangan dagang antara AS dan China, memperkuat daya tarik Bitcoin sebagai lindung nilai makro. Di Eropa, Bank Sentral Eropa (European Central Bank atau ECB) telah bersikap dovish, dan Bank of England diprediksi akan mengikuti di Q3, yang lebih mendukung tingkat likuiditas global.

Namun, setiap bank sentral berada dalam realitas inflasinya sendiri, yang dapat menyebabkan pemangkasan suku bunga yang tidak serempak, menjadikan lingkungan makro lebih sulit bagi trader kripto.

Pendorong Utama Kenaikan Bitcoin di 2025

Beberapa katalis mendukung prospek bullish. ETF spot Bitcoin yang disetujui di awal tahun ini telah mendorong masuknya dana besar dari investor ritel dan institusional. Menurut Technopedia, peningkatan berkelanjutan pada Ethereum diperkirakan akan mendorong harganya di atas US$6.500, mengangkat sentimen kripto secara umum.

Faktor-faktor dari sisi penawaran juga penting. Halving di 2024 telah menurunkan penerbitan BTC baru, berkontribusi pada kelangkaan saat permintaan naik. Seperti yang dicatat oleh Coinbase, efek gabungan dari halving dan arus dana institusional dapat menambah lebih kapitalasi pasar Bitcoin di 2012 sebesar US$1,2 triliun.

Kejelasan regulasi turur meningkat, terutama di AS dan Uni Eropa, yang membuka jalan bagi modal baru untuk memasuki ruang kripto. Manajer aset utama telah menyatakan kepercayaan terhadap alur regulasi, yang dapat membuka lebih banyak permintaan di antara investor konservatif.

Risiko dan Peluang Bagi Trader

Kendati ada dorongan ini, risiko tetap besar. Pada Mei 2025, whale Bitcoin menjual BTC senilai lebih dari US$2 miliar setelah mencapai ATH, yang memicu volatilitas.

Berita-berita utama terkait regulasi, seperti proposal pajak kripto AS terbaru, juga menekan sentimen pasar. Di balik layar, bank-bank sentral menghadapi dilema antara memangkas suku bunga terlalu cepat berisiko meningkatkan inflasi, atau menunda terlalu lama yang berarti memicu pelambatan pertumbuhan.

Ancaman berikutnya adalah inflasi. Ekspektasi inflasi konsumen satu tahun telah melonjak ke level tertinggi sejak 2022, sementara dampak penuh dari tarif baru belum terlihat dalam data CPI.

Pasar mungkin terlalu optimis tentang kecepatan dan skala pemangkasan suku bunga, terutama jika inflasi yang didorong oleh perdagangan terus bertahan atau naik di Q3.

'Bank-bank sentral sedang meniti tali yang rapuh. Jika inflasi mengejutkan dengan kenaikan, pasar kripto akan merasakannya terlebih dahulu melalui berkurangnya likuiditas dan selera risiko yang lemah," ujar Kar Yong An.

Pada saat bersamaan, volatilitas pun menghadirkan peluang. Trader berpengalaman dapat memanfaatkan pola jangka pendek yang didorong oleh perubahan sentimen. Investor jangka panjang dapat mempertimbangkan dollar cost averaging selama terjadi koreksi dan menggunakan kripto untuk diversifikasi portofolio makro, terutama saat aset digital semakin terintegrasi dalam arus modal global.

Kesimpulan

Bagi Octa, Bitcoin menyentuh $200 ribu di 2025 adalah skenario yang berani, bukan perkiraan dasar. Kunci trading diyakini terletak pada pemahaman terkait kebijakan moneter, aliran dana institusional, dan sentimen global. Trader yang tetap mengikuti perkembangan informasi dan fleksibel akan berada pada posisi terbaik dalam meraih keuntungan sekaligus melindungi diri dari guncangan penurunan.

Melihat tahun 2025 dan seterusnya, perhatian mungkin akan bergeser ke solusi penskalaan jaringan, adopsi Layer-2, dan tokenisasi aset dunia nyata, sebagai trend yang bisa mendefinisikan ulang utilitas kripto.

Jika perkembangan ini selaras dengan ketidakstabilan makro yang terus berkelanjutan, peran Bitcoin sebagai aset struktural dalam portofolio dapat semakin mengakar, baik di kelas investor ritel maupun institusional, yang akan meningkatkan nilainya hingga batas acuan US$200.000.

Terwujud tahun ini atau tidak, Octa menegaskan bahwa trader tak perlu kehilangan kesempatan untuk trading Bitcoin. Dalam mempersiapkan strategi, ada sejumlah hal yang disarankan dilakukan secara teratur, seperti memantau keputusan ekonomi utama oleh The Fed dan ECB serta tindakan bank-bank sentral lainnya, juga berbagai peristiwa besar.

Kemudian, pantau aliran masuk ETF dan dinamika pasca-halving guna identifikasi dukungan BTC oleh investor institusional, serta persiapkan trading taktis dan posisi jangka panjang berdasarkan sinyal makro, sekaligus perhatikan faktor-faktor teknikal.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER