Penting sekali menjaga kestabilan kadar gula darah terutama bagi penderita diabetes. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai, yaitu gula darah rendah (hipoglikemia) saat malam hari, dikenal juga sebagai hipoglikemia nokturnal. Kenali beberapa tanda gula darah rendah di malam hari dan cara pencegahannya.
Hipoglikemia nokturnal bisa berbahaya karena sering terjadi saat sedang tidur, sehingga sulit dideteksi.
Mengutip Johns Hopkins Medicine, sejumlah studi menunjukkan, hampir setengah dari kejadian gula darah rendah terjadi pada malam hari, bahkan sebagian besar kasus yang parah terjadi saat tidur. Kabar baiknya, hipoglikemia nokturnal dapat dicegah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hipoglikemia nokturnal seringkali sulit dikenali karena penderitanya sedang tertidur. Oleh karena itu, kehadiran pasangan, keluarga, atau teman serumah sangat membantu dalam mendeteksi gejala ini.
Beberapa orang berisiko lebih tinggi mengalami gula darah rendah di malam hari, antara lain penderita diabetes yang sering mengalami hipoglikemia di siang hari. Kemudian, orang-orang lanjut usia, penderita demensia, hingga orang yang memiliki penyakit ginjal juga rentan mengalaminya.
Melansir DiaTribe, berikut ini beberapa tanda gula darah rendah di malam hari yang perlu diwaspadai.
Tubuh melepaskan hormon stres sebagai respons terhadap gula darah rendah, yang menyebabkan keringat berlebihan saat tidur. Ini merupakan tanda paling dasar dari hipoglikemia nokturnal.
Penderita bisa mengalami gelisah, kecemasan, mimpi buruk, atau kesulitan tidur akibat stres fisiologis dari kadar gula darah yang rendah.
Kepala terasa sakit di pagi hari bisa menjadi indikasi gula darah turun saat tidur.
Hipoglikemia dapat memengaruhi fungsi otak, sehingga penderitanya mudah marah, bingung, atau sulit berkonsentrasi.
Pada kasus yang parah, hipoglikemia dapat menyebabkan kejang atau pingsan.
![]() |
Kalau Anda terbangun akibat hipoglikemia, segera konsumsi karbohidrat cepat serap sebanyak 15 gram untuk mengatasi kondisi tersebut.
Meski ada cara penanganan yang terbilang cepat, sebenarnya hipoglikemia nokturnal bisa dicegah dengan beberapa cara.
Makan camilan kecil yang seimbang sebelum tidur bisa membantu mencegah penurunan gula darah secara drastis saat malam. Misalnya, sepotong kecil buah dengan segenggam kacang, atau seiris roti gandum utuh dengan selai kacang.
Bagi penderita diabetes, ada baiknya mendiskusikan dengan dokter terlebih dahulu mengenai jenis dan porsi camilan yang tepat.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah munculnya gejala hipoglikemia nokturnal, yaitu memantau kadar gula darah sebelum tidur. Melansir Hackensack Meridian Health, kalau kadar gula darah mendekati 70 mg/dL, sebaiknya konsumsi karbohidrat kompleks.
Menu sandwich dengan selai kacang, apel dengan selai kacang, atau roti multigrain dengan alpukat, misal. Langkah ini membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang malam.
Olahraga aerobik seperti berenang atau lari dapat menurunkan kadar gula darah, terutama kalau dilakukan sebelum tidur. Sebaliknya, olahraga anaerobik seperti angkat beban cenderung meningkatkan gula darah.
Mulailah dengan latihan anaerobik, kemudian secara bertahap tambahkan olahraga aerobik agar kadar gula darah tetap terjaga.
Minuman beralkohol dapat menurunkan kadar gula darah beberapa jam setelah dikonsumsi. Oleh karenanya, penting untuk membatasi minuman beralkohol terutama sebelum tidur.
Idealnya, hentikan konsumsi alkohol, karena sangat buruk untuk kesehatan liver dan ginjal dalam jangka panjang. Namun kalau kamu memilih untuk minum, pastikan mengonsumsi karbohidrat bersama alkohol agar kadar gula darah tetap stabil.
Lansia dan penderita penyakit ginjal atau liver, harus berhati-hati agar kadar gula darah tidak terlalu rendah.
Sebaiknya diskusikan dengan dokter agar target pengelolaan gula darah disesuaikan, sehingga tetap aman dan efektif.
Memahami tanda gula darah rendah di malam hari sangat penting untuk mencegah komplikasi serius akibat hipoglikemia nokturnal.
(rea/els)