Stroke adalah salah satu penyebab utama kematian di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, dan kasusnya terus meningkat setiap tahun.
Ternyata, kebiasaan di malam hari dapat berperan besar dalam mengurangi risiko ini. "Kebiasaan kecil dan konsisten yang kita lakukan setiap hari dapat memiliki dampak signifikan dalam mengurangi risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan stroke," kata Dr. Simran Malhotra, seperti dilansir Eating Well.
Faktor risiko stroke yang dapat diubah, seperti pola makan, aktivitas fisik, kualitas tidur, serta konsumsi tembakau dan alkohol, sepenuhnya ada dalam kendali kita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa hingga 84 persen kasus stroke terkait dengan faktor gaya hidup yang bisa dimodifikasi. Meskipun fokus seringkali pada aktivitas pada jam 9 pagi sampai jam 5 sore, apa yang Anda lakukan atau tidak lakukan setelah jam kerja atau jam 5 sore juga memiliki dampak jangka panjang pada peluang Anda mengalami stroke.
Makan larut malam mungkin terasa normal, terutama jika hari Anda sangat sibuk. Namun, kebiasaan ini berpotensi membahayakan kesehatan otak dan jantung Anda.
"Makan larut dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh Anda dan berdampak negatif pada tekanan darah serta metabolisme," jelas Michelle Routhenstein, ahli gizi khusus kesehatan kardiovaskular.
Seiring waktu, gangguan ini dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, termasuk stroke. Penelitian menunjukkan bahwa makan makanan terakhir setelah pukul 9 malam dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih tinggi dibandingkan dengan makan malam lebih awal.
Setelah makan malam, sangat menggoda untuk langsung duduk di sofa dan bersantai, terutama setelah hari yang panjang.
Meskipun istirahat itu penting, menghabiskan terlalu banyak waktu bermalas-malasan di malam hari dapat meningkatkan risiko stroke, terutama jika Anda sudah banyak duduk di siang hari-bahkan jika Anda masih muda.
Sebagai contoh, sebuah studi besar menemukan bahwa orang yang tidak aktif secara fisik di bawah 60 tahun yang menghabiskan lebih dari delapan jam sehari menonton TV, menggunakan komputer, atau membaca, memiliki kemungkinan 3,5 kali lebih besar mengalami stroke daripada mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu luang untuk aktivitas pasif.
Kabar baiknya, bahkan sedikit aktivitas pun dapat bermanfaat. "Berjalan kaki 20 menit setelah makan malam dapat membantu pencernaan sekaligus mengoptimalkan kontrol gula darah," kata Malhotra. "Ini dapat membantu mengurangi risiko prediabetes, diabetes, tekanan darah tinggi, dan pada akhirnya penyakit jantung serta stroke," lanjutnya.