Jika rutinitas santai Anda di malam hari termasuk segelas atau dua gelas anggur, bir, atau bourbon, Anda mungkin secara tidak sadar sedang membuka jalan bagi risiko stroke. Meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minum alkohol dapat memberikan perlindungan terhadap stroke, bukti terbaru justru membantah gagasan tersebut.
"Alkohol meningkatkan peradangan dan merusak sel," kata Dr. Troy Alexander-El. Sebagai contoh, salah satu studi internasional terbesar tentang risiko stroke menemukan bahwa konsumsi alkohol sedang dan tinggi dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih besar.
Bahkan, mengonsumsi lima atau lebih minuman per hari hanya sekali sebulan pun meningkatkan risiko seseorang. Mengingat semua bukti yang ada, mengganti kebiasaan minum alkohol malam Anda dengan teh herbal atau mocktail bisa menjadi cara sederhana untuk mengurangi risiko stroke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Anda begadang hingga larut malam untuk menonton TV, scrolling ponsel, atau menyelesaikan pekerjaan, Anda mungkin melakukan lebih banyak kerugian daripada kebaikan. "Tidur adalah pilar dasar umur panjang dan kebiasaan gaya hidup yang paling diremehkan," kata Malhotra.
Penelitian telah menemukan bahwa tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat meningkatkan risiko stroke Anda. Namun, tidur terlalu banyak bahkan mungkin lebih merugikan daripada kurang tidur. Buktinya? Satu meta-analisis menemukan bahwa orang yang tidur lima jam atau kurang per malam 33% lebih mungkin mengalami stroke.
Namun, kemungkinan itu meningkat menjadi 71% pada orang yang tidur delapan jam atau lebih setiap malam. Karena baik tidur terlalu sedikit maupun terlalu banyak sama-sama bermasalah, mendapatkan delapan jam tidur setiap malam adalah tujuan yang baik. Menjaga waktu tidur dan bangun yang konsisten, bahkan di akhir pekan, juga bisa sangat membantu, kata Malhotra.
(wiw)