Tripledemic tengah menghantam Indonesia saat ini. Artinya, masyarakat bisa terkena tiga serangan wabah sekaligus dengan gejala serupa.
Dua di antaranya ada influenza dan Covid-19 yang belum juga usai. Meski jumlahnya tidak banyak, namun Covid-19 tetap bisa berisiko fatal pada kelompok rentan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dokter spesialis penyakit dalam Sally Aman Nasution juga menyoroti satu infeksi pernapasan lain yang kerap diabaikan. Ia adalah infeksi respiratory syncytial virus (RSV) yang jadi pemicu infeksi saluran pernapasan akut, termasuk pada pernapasan bawah.
Padahal, risikonya bisa berdampak fatal hingga kematian, utamanya pada kelompok lansia.
"Dan RSV ini lebih menular ketimbang Covid-19," ujar Sally dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu (9/7), mengutip detikHealth.
![]() |
Berdasarkan riset, lanjut Sally, RSV diprediksi memicu 24,5 juta insiden di Asia Tenggara. Sementara di Indonesia prediksinya mencapai 9,7 juta kasus infeksi dalam lima tahun.
Kondisi semakin parah saat gejala yang ditimbulkan infeksi RSV mirip dengan tanda influenza seperti flu dan demam. Hal ini membuat diagnosis jadi sering terkendala.
"Gejalanya pilek, batuk, demam, sakit tenggorokan, bersin, sakit kepala, mengi, sampai kesulitan bernapas. Sulit dibedakan dari virus [yang menyerang] pernapasan lainnya seperti influenza dan Covid-19," ujar Sally.
Pada orang dengan sistem imun yang lemah, RSV disebut Sally bisa menyebar hingga saluran pernapasan bawah dan memicu infeksi berat seperti pneumonia atau bronkiolitis.
Sementara pada lansia, kasus RSV bisa memicu komplikasi masalah jantung. Risikonya lebih besar ketimbang saat terpapar influenza.
"Lansia dengan komplikasi jantung dan pasien gagal jantung memiliki risiko rawat inap akibat RSV tujuh kali lebih tinggi," pungkas Sally.