Kanker Lambung Incar Gen Z, Ternyata Ini Biang Keroknya

CNN Indonesia
Jumat, 25 Jul 2025 13:00 WIB
Studi terbaru mengungkapkan bahwa kanker lambung kini mulai mengincar generasi muda.
Ilustrasi. Studi terbaru mengungkapkan bahwa kanker lambung kini mulai mengincar generasi muda. (iStockphoto/Tharakorn)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kanker lambung mungkin terdengar sebagai penyakit yang identik dengan usia lanjut. Namun, sebuah studi terbaru justru mengungkap fakta mengejutkan, kanker lambung kini mulai mengincar generasi muda, termasuk Gen Z.

Penelitian kolaboratif antara Wellcome Sanger Institute, Broad Institute of MIT and Harvard, serta University of Hong Kong berhasil memetakan mutasi genetik dalam jaringan lambung normal. Temuan ini tidak hanya membuka pemahaman baru soal kanker lambung, tetapi memunculkan dugaan adanya penyebab tersembunyi yang bisa menjelaskan mengapa kanker tersebut kini menjalar ke usia lebih muda.

Selama hidup, tubuh manusia mengalami mutasi genetik yang disebut mutasi somatik. Mutasi ini biasanya tidak disadari dan menumpuk perlahan seiring bertambahnya usia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi kini, dengan kemajuan teknologi sekuensing DNA, para ilmuwan bisa menelusuri mutasi ini jauh lebih awal, bahkan sebelum munculnya gejala kanker.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature, para peneliti menganalisis 238 sampel jaringan lambung normal dari 30 orang di Hong Kong, AS, dan Inggris, termasuk pasien dengan dan tanpa kanker lambung. Hasilnya, hampir 10 persen jaringan lambung pada usia 60 tahun sudah dipenuhi mutasi yang disebut driver mutation, jenis mutasi yang bisa mendorong pembentukan kanker.

Melansir News Medical, hal yang paling mencengangkan adalah perubahan genetik ini juga ditemukan pada jaringan yang masih tampak normal secara mikroskopis. Artinya, proses karsinogenesis atau perubahan menuju kanker bisa dimulai jauh sebelum kanker terdeteksi.

Satu temuan yang paling menggelitik dalam studi ini adalah trisomi, yakni sel-sel lambung pada beberapa individu memiliki tiga salinan kromosom tertentu (yakni kromosom 13, 18, dan 20). Fenomena ini belum pernah ditemukan pada jaringan tubuh lain.

Para peneliti menduga adanya paparan zat dari luar (mutagen) yang hanya dialami oleh sebagian individu. Paparan inilah yang mungkin memicu terjadinya trisomi secara lokal di lambung.

Meski belum diketahui zat spesifiknya, ini bisa menjadi petunjuk penting dalam melacak faktor lingkungan atau gaya hidup yang turut meningkatkan risiko kanker lambung.

Pola hidup di generasi muda

Ilustrasi makanan cepat sajiIlustrasi. Pola hidup jadi salah satu penyebab kanker lambung banyak mengintai usia muda. (iStock/frantic00)

Pola hidup modern yang banyak dijalankan oleh generasi muda saat ini memang berisiko memicu kanker lambung. Faktor-faktor seperti pola makan tinggi garam dan makanan instan, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, serta infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) menjadi pemicu utama kanker lambung.

Di Inggris, infeksi H. pylori bahkan bertanggung jawab atas 40 persen kasus kanker lambung.

Gen Z yang lahir di era makanan cepat saji, stres kronis, dan kurang tidur menghadapi kombinasi risiko yang tidak ringan. Ditambah dengan paparan potensial terhadap mutagen yang belum dikenal, tak heran jika kanker lambung kini tak lagi menunggu usia senja untuk menyerang.

Fakta menarik lainnya, meskipun lambung terpapar asam secara terus-menerus, ternyata jaringan lambung memiliki perlindungan alami yang cukup baik. Mutasi akibat asam lambung sendiri tidak lebih tinggi dibanding jaringan tubuh lain.

Namun, pada individu dengan peradangan lambung kronis, jumlah mutasi driver meningkat signifikan.

Artinya, kondisi peradangan seperti gastritis yang dibiarkan menahun bisa mempercepat proses menuju kanker lambung. Ini menjadi sinyal peringatan bagi generasi muda yang kerap mengabaikan gejala maag kronis atau sakit lambung berkepanjangan.

Deteksi dini

Penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan pencegahan sejak dini. Deteksi dini terhadap mutasi genetik memang belum tersedia untuk umum, tapi gaya hidup sehat bisa menjadi pertahanan pertama yang sangat efektif.

Menjaga berat badan ideal, menghindari rokok dan alkohol, serta mengurangi konsumsi makanan tinggi garam adalah langkah awal yang bisa Anda lakukan.

Selain itu, pengobatan infeksi H. pylori secara tuntas dan rutin memeriksakan kesehatan lambung jika memiliki riwayat gastritis kronis menjadi kunci pencegahan yang tidak boleh diabaikan.

(tis/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER