9 Makanan Pemicu Fatty Liver Ini Ternyata Kamu Konsumsi Sehari-hari
Gaya hidup kurang sehat bisa jadi ancaman serius buat organ hati. Anda patut berhati-hati sebab makanan yang dikonsumsi sehari-hari ternyata bisa jadi makanan pemicu fatty liver. Apa saja?
Hati adalah organ vital yang bekerja tanpa lelah untuk membersihkan racun, memetabolisme lemak, dan menjaga keseimbangan tubuh. Namun, gaya hidup modern dan pola makan yang tidak sehat diam-diam bisa menjadi ancaman serius.
Salah satunya adalah penyakit fatty liver atau perlemakan hati, kondisi di mana lemak menumpuk lebih dari 5-10 persen berat hati.
Mengutip dari VN Express, hampir satu dari tiga orang dewasa di seluruh dunia diperkirakan mengidap fatty liver, dan sebagian besar tidak menyadarinya. Hal yang mengejutkan, banyak pemicu penyakit ini justru datang dari makanan yang biasa Anda konsumsi sehari-hari.
Makanan pemicu fatty liver
Sebaiknya mulai perhatikan pola makan dan apa pun yang dikonsumsi. Deret makanan berikut bisa memicu fatty liver sehingga perlu dihindari atau dibatasi konsumsinya.
1. Roti putih dan tepung terigu olahan
Roti tawar putih, adonan pizza, hingga kue kering yang menggunakan tepung terigu olahan memang lezat dan praktis. Namun, bahan ini bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat. Akibatnya, tubuh menyimpan kelebihan glukosa sebagai lemak, termasuk di dalam hati.
Solusinya, coba ganti dengan roti gandum utuh atau makanan berbahan dasar biji-bijian.
2. Sereal manis untuk sarapan
Sereal sarapan mungkin terlihat sehat karena sering dikaitkan dengan gaya hidup aktif. Padahal, banyak produk sereal dipenuhi gula tambahan. Konsumsi gula tinggi di pagi hari bisa membuat hati bekerja ekstra keras dalam waktu singkat, mempercepat penumpukan lemak.
3. Minuman bersoda dan manis
Soda, teh kemasan, minuman berenergi, dan jus dalam botol sering mengandung sirup jagung tinggi fruktosa atau pemanis buatan.
Menurut studi dari Ohio State University, fruktosa yang tinggi dalam minuman ini akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam sel hati. Jika terus dibiarkan maka, hal ini dapat berkembang menjadi sirosis atau kerusakan hati parah.
4. Camilan kemasan
Keripik, biskuit, dan makanan ringan dalam kemasan memang menggoda saat lapar melanda. Sayangnya, kebanyakan camilan ini tinggi karbohidrat olahan, lemak trans, dan pengawet.
Kombinasi ini menambah beban hati tanpa memberi manfaat gizi yang berarti.
5. Daging merah
Daging merah seperti sapi dan kambing kaya akan lemak jenuh yang berpotensi menyebabkan peradangan dan penumpukan lemak di hati. Daging olahan seperti sosis, bacon, atau salami bahkan lebih berisiko.
Sebaiknya, kurangi frekuensi dan jumlah konsumsinya. Pilih sumber protein nabati atau ikan sebagai alternatif.
6. Kue dan pastry
Donat, muffin, kue ulang tahun, semuanya mengandung campuran sempurna antara gula tinggi dan lemak tidak sehat. Kelebihan gula ini akan langsung diproses oleh hati dan disimpan dalam bentuk lemak.
7. Makanan yang digoreng
Makanan seperti ayam goreng, kentang goreng, bahkan pisang goreng mengandung lemak trans yang sulit diproses oleh hati. Versi 'air-fried' pun tetap berisiko jika masih menggunakan minyak dan adonan tepung berlebihan.
8. Produk susu full-fat
Susu murni, keju penuh lemak, dan yogurt manis mengandung kadar lemak jenuh dan gula tambahan yang cukup tinggi. Konsumsi rutin bisa menambah tumpukan lemak di hati, terutama jika tidak diimbangi aktivitas fisik.
9. Makanan cepat saji
Burger, pizza, mi instan, dan teman-temannya sering kali jadi penyelamat saat lapar di tengah kesibukan.
Namun dibalik kepraktisannya, fast food mengandung kombinasi gula, garam, dan lemak jenuh yang bisa membanjiri kerja hati. Konsumsi sesekali tak masalah, tapi jangan dijadikan kebiasaan.
(tis/els)