Gendang telinga punya potensi mengalami robekan. Jika robek, dampaknya bukan hanya penurunan kemampuan mendengar, tapi juga infeksi hingga menurunnya kualitas hidup.
Gendang telinga, atau dalam istilah medis disebut membran timpani, adalah lapisan tipis yang sangat penting dalam sistem pendengaran. Gendang telinga punya peran besar untuk menangkap getaran suara dan meneruskannya ke bagian dalam telinga.
Dokter spesialis THT, bedah kepala dan leher dari RSPI Bintaro Jaya, Andreas Ardiansyah mengatakan, gendang telinga robek atau dikenal sebagai perforasi membran timpani bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, cedera, hingga perubahan tekanan mendadak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lubang pada gendang telinga sering kali disebabkan oleh infeksi kronis, trauma, atau barotrauma, yaitu cedera akibat perubahan tekanan udara secara mendadak," jelas Andreas dalam diskusi media yang digelar RSPI di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (29/7).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan robeknya gendang telinga antara lain.
Infeksi telinga tengah yang berlangsung lama bisa menumpuk cairan dan tekanan, hingga akhirnya merobek gendang telinga.
Cedera akibat kecelakaan, pukulan di telinga, atau tertusuk cotton bud juga bisa merusak membran timpani.
Perubahan tekanan udara secara drastis, misalnya saat naik pesawat, menyelam, atau terkena ledakan suara, dapat membuat gendang telinga cedera.
![]() |
Kerusakan pada gendang telinga dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu. Andreas menyebut beberapa tanda yang patut diwaspadai oleh pasien.
Berikut gejala umum dari gendang telinga yang robek:
- penurunan atau kehilangan pendengaran
- telinga terasa berdenging (tinnitus)
- keluarnya cairan dari telinga, bisa berupa nanah
- nyeri telinga yang tajam dan mendadak
- sensasi berputar (vertigo)
- perasaan penuh di telinga, mual, hingga muntah
Tanpa penghalang yang utuh, gendang telinga yang robek membuka jalan bagi kuman dan bakteri untuk masuk ke telinga bagian dalam. Akibatnya, bisa terjadi infeksi telinga tengah kronis atau otitis media supuratif kronik, yang dalam bahasa awam dikenal dengan istilah congek.
"Kalau dibiarkan, cairan dari infeksi bisa keluar terus-menerus atau muncul hilang timbul. Ini berisiko menimbulkan gangguan pendengaran yang lebih berat bahkan komplikasi serius lainnya," terang Andreas.
Tak hanya fisik, gendang telinga robek juga bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Penurunan pendengaran membuat komunikasi terganggu, pekerjaan bisa terhambat, dan kepercayaan diri menurun.
Kabar baiknya, gendang telinga robek bisa diperbaiki melalui prosedur timpanoplasti, yakni tindakan medis untuk menutup lubang pada membran timpani, baik dengan maupun tanpa rekonstruksi bagian pendengaran lainnya.
"Timpanoplasti adalah prosedur minimal invasif yang bertujuan mengembalikan fungsi pendengaran secara optimal dan mencegah infeksi berulang. Semakin cepat ditangani, semakin baik hasilnya," ungkap Andreas.
Jika Anda mengalami gejala seperti penurunan pendengaran, keluar cairan dari telinga, atau nyeri mendadak, jangan tunda memeriksakan diri. Deteksi dan penanganan dini dapat mencegah komplikasi serta mempercepat pemulihan.
"Telinga adalah jendela kita ke dunia suara sekaligus penjaga keseimbangan. Jangan tunggu sampai gangguan kecil berubah jadi masalah besar," pungkas Andreas.
(tis/asr)