Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Tidak BAB Setiap Hari

CNN Indonesia
Senin, 11 Agu 2025 21:00 WIB
Ilustrasi. Apa yang terjadi pada tubuh jika tidak buang air besar setiap hari? (YULITA PURNAMASARI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tak semua orang buang air besar (BAB) setiap hari. Bagi sebagian, ini bisa menimbulkan kekhawatiran, apakah tubuh sedang tidak sehat? Apakah ini pertanda ada masalah pencernaan?

Akan tetapi menurut para ahli, Anda tidak perlu panik dulu. BAB setiap hari bukan satu-satunya tanda usus yang sehat. Ada berbagai faktor yang memengaruhi kebiasaan buang air besar, dan tidak semuanya berarti gangguan.

Amanda Sauceda, ahli gizi dan dietisien dari AS mengatakan, Anda tetap bisa memiliki saluran pencernaan yang sehat meskipun tidak buang air besar setiap hari.

"Setiap orang punya versi normal yang berbeda-beda. Jika kita menganggap BAB sebagai cara membuang sampah dari tubuh, maka yang terpenting adalah rutinitasnya," kata dia, menukil Eating Well.

Dalam dunia medis, frekuensi BAB dianggap normal jika berada dalam rentang tiga kali seminggu hingga tiga kali sehari, asalkan konsistensinya lunak, bentuknya baik, dan tidak menimbulkan keluhan.

Oleh karenanya selama Anda rutin, meski tidak setiap hari dan tidak merasa tidak nyaman, maka itu masih dalam batas sehat.

Kendati demikian, apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh?

Begitu makanan masuk ke dalam mulut, sistem pencernaan langsung bekerja memecahnya menjadi nutrisi. Sisa yang tidak dibutuhkan akan berubah menjadi limbah dan ditampung di usus besar hingga tubuh merasa sudah waktunya dikeluarkan.

Jika Anda jarang BAB maka, ada risiko munculnya gejala tidak nyaman. Salah satu yang paling umum adalah perut kembung dan bergas. Saat feses terlalu lama tertahan, fermentasi bisa terjadi di usus dan menghasilkan gas.

Menurut Jenna Volpe, ahli diet dan terapi makanan, kondisi ini juga bisa memicu perubahan pada mikrobioma usus. Orang yang cenderung mengalami konstipasi memiliki jenis bakteri usus yang berbeda dibanding mereka yang buang air besar secara teratur.

Selain itu, feses yang terlalu lama di dalam usus akan menjadi kering dan keras, sehingga saat akhirnya dikeluarkan, Anda bisa merasa sakit atau sulit mengejan. Tekanan ini dapat menyebabkan wasir atau bahkan luka pada anus (anal fissure).

Lantas, jika jarang BAB apakah feses bisa berubah jadi racun?

Ilustrasi. Mitosnya, tidak BAB setiap hari bisa menumpuk racun dalam tubuh lalu memicu penyakit. Namun anggapan ini tidak punya bukti ilmiah. (iStockphoto/Carlo107)


Ada mitos yang menyebutkan bahwa jika tidak BAB setiap hari, racun dalam tubuh bisa menumpuk dan menyebabkan penyakit. Namun hingga kini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

Tubuh Anda dirancang untuk mengelola limbah secara efisien, dan sistem imun (termasuk mikrobioma usus) memainkan peran penting untuk menjaga agar racun tidak meracuni tubuh. 

Sebaiknya jangan mudah percaya pada promosi produk detoks atau pembersihan usus yang mengklaim mampu mengeluarkan "racun" dari tubuh.

Faktanya, metode seperti colon cleanse justru bisa menyapu bersih bakteri baik yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Kapan perlu mulai waspada?

Kebiasaan BAB bisa dikatakan bermasalah bila Anda tidak buang air besar lebih dari tiga hari dan mulai merasakan keluhan seperti:

Jika gejala ini muncul maka, sebaiknya lakukan penyesuaian gaya hidup, atau konsultasikan ke tenaga medis bila tak kunjung membaik.

(tis/els)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK