Psikolog UI Soroti Efek Buruk Roblox untuk Anak

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Agu 2025 10:15 WIB
Psikolog UI ingatkan risiko Roblox pada anak, mulai dari kekerasan, sexting, dan interaksi asing. Orang tua diminta awasi dan batasi durasi.
Psikolog ungkap kekhawatirannya jika anak-anak terlalu dibebaskan bermain gim daring, termasuk roblox. (Foto: www.roblox.com)
Jakarta, CNN Indonesia --

Psikolog anak dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjoyo, mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak negatif permainan gim daring terhadap anak-anak, khususnya Roblox yang belakangan semakin populer di kalangan mereka.

Menurut Vera, gim dengan konten kekerasan berpotensi menurunkan sensitivitas anak terhadap kekerasan di kehidupan nyata.

"Kalau mereka sering bermain gim yang berbau kekerasan, dampaknya adalah desensitisasi terhadap kekerasan. Kepekaan mereka jadi menurun. Melihat kekerasan menjadi hal yang biasa," kata Vera dalam wawancara bersama CNN Indonesia TV, Jumat (8/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, tidak sedikit kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak, baik sebagai pelaku maupun korban yang berawal dari konsumsi konten digital yang tidak sesuai usia. Karena itu, ia menekankan pentingnya orang tua memantau apa yang ditonton dan dimainkan anak.

Dalam pengalamannya menangani anak-anak terdampak, Vera mengungkapkan sejumlah kasus serius yang berawal dari interaksi anak dengan Roblox. Mulai dari terpapar isu sensitif seperti LGBT, hingga menjadi korban manipulasi dan pelecehan seksual secara daring atau sexting.

"Anak bisa saja chatting dengan orang asing, diminta mengirim foto, lalu diperas. Itu ada. Bahkan sudah ada yang jadi korban sexting," ujarnya.

Meski begitu, Vera menegaskan Roblox maupun gim daring lainnya tidak sepenuhnya berdampak negatif, asalkan dimainkan sesuai aturan. Gim seperti Roblox dapat memberi manfaat jika digunakan dalam batas wajar dan dengan pengawasan orang tua.

"Kalau durasi, isi gim, dan dengan siapa mereka bermain itu diatur, manfaat positifnya bisa lebih banyak. Tapi kalau anak dilepas begitu saja, di situlah bahayanya," jelasnya.

Vera menyarankan agar anak-anak hanya memainkan gim yang sesuai dengan usia mereka. Dalam kasus Roblox, rating usia pengguna adalah delapan tahun ke atas. Namun, batas usia saja dinilai tidak cukup karena Roblox bersifat seperti platform media sosial, sehingga interaksi dengan orang asing tetap berisiko.

"Yang paling berbahaya itu kalau anak bermain tanpa batasan durasi dan tidak diawasi siapa yang diajak interaksi. Karena Roblox bukan cuma game, tapi juga platform sosial," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya kedisiplinan orang tua dalam mendampingi anak bermain gim. Idealnya, anak hanya bermain bersama teman-teman yang dikenal, seperti teman sekolah, dan tidak membuka ruang interaksi dengan orang asing secara daring.

Terkait pelarangan gim, Vera menilai pembatasan akan lebih efektif jika dilakukan secara komprehensif, baik oleh orang tua maupun melalui regulasi pemerintah.

"Kalau memang sudah darurat dan banyak anak jadi korban, pemerintah sebaiknya turun tangan membatasi, bahkan melarang gim tertentu," kata Vera.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti sebelumnya juga telah melarang anak-anak bermain gim Roblox. Mu'ti menilai platform gim asal Amerika Serikat itu mengandung konten kekerasan yang berisiko bagi perkembangan anak.

(fdl/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER