Matcha kini sedang digandrungi penikmat kuliner. Ada begitu banyak pilihan menu bernuansa matcha di berbagai kafe dan restoran. Namun sebaiknya konsumsi matcha dikontrol. Apa akibat kebanyakan minum matcha?
Matcha merupakan salah satu minuman sehat yang baik bagi tubuh. Dengan catatan, minuman asal Jepang ini tidak ditambahi pemanis dan zat lainnya seperti pada minuman kekinian.
Mengutip WebMD, matcha terbuat dari daun teh hijau Camellia sinensis yang digiling halus. Tanaman teh ini ditanam dalam kondisi teduh untuk meningkatkan kadar klorofil dan asam amino. Tak heran matcha memiliki warna hijau cerah yang khas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti teh hijau, matcha kaya akan katekin yakni, antioksidan yang dipercaya dapat mencegah kerusakan sel dan mengurangi risiko penyakit tertentu.
Akan tetapi, meski matcha umumnya aman dan bermanfaat, konsumsi berlebihan bisa menimbulkan efek samping yang merugikan. Hal ini terutama disebabkan oleh kandungan kafein yang cukup tinggi dalam matcha.
Salah satu efek negatif dari kebanyakan minum matcha yaitu, gangguan pencernaan. Konsumsi dalam jumlah wajar, matcha sebenarnya baik untuk kesehatan.
Menurut Only My Health, minum terlalu banyak matcha, apalagi saat perut kosong, bisa menyebabkan kembung, gas, dan refluks asam.
Kafein dan kandungan lain dalam matcha memiliki efek pencahar, terutama bagi orang yang tidak terbiasa mengonsumsi kafein secara rutin. Stimulasi sistem saraf pusat oleh kafein juga dapat menyebabkan perut tidak nyaman, mual, dan rasa gelisah.
Konsumsi matcha dalam dosis tinggi dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Senyawa seperti EGCG yang terdapat dalam teh hijau, bisa menghambat kemampuan tubuh menyerap zat besi dari makanan.
Bagi orang yang sudah berisiko kekurangan zat besi, seperti ibu hamil atau penderita penyakit tertentu, ini bisa memperburuk kondisi anemia.
Selain itu, kalau Anda mengonsumsi matcha bersama susu, kandungan kalsium dalam susu juga dapat menghambat penyerapan zat besi lebih lanjut. Sebaiknya minum matcha beberapa jam sebelum atau sesudah makan makanan kaya zat besi untuk menghindari masalah ini.
![]() |
Kualitas lingkungan tempat tanaman Camellia sinensis tumbuh sangat memengaruhi kandungan zat dalam daun teh. Beberapa tanaman teh bisa menyerap logam berat, seperti timbal, arsenik, dan fluoride dari tanah.
Pada teh hijau biasa, zat-zat ini hanya sedikit larut ke dalam air seduhan. Namun, pada matcha yang menggunakan seluruh daun, paparan zat beracun ini bisa lebih tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk memilih matcha organik yang sudah diuji bebas dari kontaminan berbahaya, terutama jika Anda minum matcha setiap hari.
Matcha mengandung kafein antara 70 hingga 140 mg per sajian. Jumlah ini hampir setara dengan kopi yang mengandung 95 hingga 200 mg kafein.
Kafein memang bisa membantu meningkatkan fokus dan energi. Namun jika dikonsumsi berlebihan atau terlalu dekat dengan waktu tidur maka, bisa mengganggu kualitas tidur bahkan insomnia.
Bagi orang yang sudah memiliki kecenderungan mengalami kecemasan, minum matcha dalam jumlah banyak bisa memperparah kondisi tersebut.
Kafein dalam matcha dapat menyebabkan perasaan gelisah, jantung berdebar, dan kegugupan, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan kafein.
Kalau Anda sensitif terhadap kafein maka, sebaiknya mulai dengan porsi kecil dan perhatikan reaksi tubuh sebelum meningkatkan konsumsi matcha.
(rea/els)