Uni Eropa baru saja memberlakukan larangan penggunaan trimetilbenzoil difenilfosfin oksida (TPO) mulai Senin (1/9) lalu. TPO menjadi bahan yang umum digunakan dalam cat kuku atau kuteks berbasis gel.
Mengutip ABC News, distributor di seluruh Uni Eropa tak boleh lagi memasok produk yang mengandung TPO. Pemilik salon kecantikan didesak untuk mengambil tindakan.
Dalam kuteks, TPO berperan untuk membantu polesan gel mengeras di bawah sinar matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aturan anyar tersebut, Uni Eropa mengutip penelitian terhadap hewan yang memperlihatkan potensi masalah kesehatan dari paparan TPO. Namun, tak jelas apakah kuteks berbahan gel menimbulkan masalah kesehatan yang sama atau tidak.
Kuteks berbasis gel sendiri umumnya lebih disukai karena lebih cepat kering, tahan lama, dan tak mudah mengelupas.
Secara singkat, kuteks berbasis gel terkesan lebih praktis dibandingkan kuteks biasa yang butuh waktu lama untuk mengering. Tapi, di balik kepraktisan itu, ada beberapa risiko kesehatan yang bisa kamu jumpai.
Berikut beberapa bahan kuteks berbasis gel, mengutip laman Cleveland Clinic.
Proses pengeringan kuteks gel melibatkan paparan sinar ultraviolet berulang kali. Hal ini bisa meningkatkan risiko penuaan kulit dan kerusakan DNA yang dapat memicu kanker kulit.
"Kita sudah terpapar sinar UV dalam aktivitas sehari-hari. Ditambah lagi dengan paparan sinar UV selama proses pengeringan kuteks. Hal ini bisa meningkatkan risiko kerusakan kulit," ujar dokter spesialis kulit Chey Ranasinge.
![]() |
Ada banyak bahan kimia dalam kuteks berbasis gel yang bisa menimbulkan masalah. Kuteks gel mengandung akrilat dan metakrilat. Keduanya dapat menyebabkan reaksi alergi seperti ruam dan gatal-gatal.
Menghapus kuteks gel juga dapat merusak kuku jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Retak dan terkelupas adalah masalah yang paling umum muncul.
Beberapa orang juga melaporkan adanya bintik-bintik putih dan lekukan atau melemahnya lapisan kuku secara keseluruhan.
"Masalah-masalah tersebut bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk pulih seiring dengan pertumbuhan kuku yang rusak," ujar Ranasinge.
Selain itu, kuteks gel juga dapat membuat kuku jadi kering dan rapuh.
(asr/asr)