Rasa pusing atau sakit kepala sering dianggap sepele. Banyak orang mengira cukup diatasi dengan istirahat atau obat pereda nyeri.
Padahal menurut Dokter Spesialis Radiologi dan Konsultan Radiologi Intervensi di Bethsaida Hopsital, Febian Sandra, sakit kepala sekecil apa pun tak bisa dianggap remeh.
"Sakit kepala bisa menjadi tanda sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, seperti pada kasus stroke iskemik atau perdarahan otak akibat aneurisma, meskipun sakit kepala juga punya banyak penyebab lain," kata Febian dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (8/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terutama jika sakit kepala muncul bersamaan dengan gejala lain, misalnya kelemahan mendadak pada wajah, lengan, atau kaki (terutama di satu sisi tubuh), gangguan bicara, hingga kehilangan keseimbangan.
Gejala lain yang perlu diwaspadai antara lain:
• Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau ganda.
• Kesulitan menelan.
• Mual dan muntah.
• Pusing hebat yang terus menerus.
• Mengantuk berat, lesu, atau bahkan hilang kesadaran.
• Kejang.
"Jika sakit kepala hebat datang tiba-tiba disertai gejala tersebut, sebaiknya segera mencari pertolongan medis. Kondisi ini bisa menandakan keadaan gawat darurat seperti stroke atau aneurisma pecah," ujarnya.
Ada beberapa kondisi medis yang bisa memicu gangguan aliran darah di otak, yaitu:
1. Stroke iskemik: terjadi karena penyumbatan arteri otak akibat timbunan plak (aterosklerosis) atau gumpalan darah.
2. Stroke hemoragik (perdarahan otak): pecahnya pembuluh darah otak akibat aneurisma atau hipertensi yang tidak terkontrol.
3. Penyakit penyempitan pembuluh darah otak reversibel (RCVS): penyempitan berulang pada dinding pembuluh darah otak.
Meski teknologi seperti CT Scan dan MRI dapat membantu mendeteksi gangguan otak, tidak semua kelainan pembuluh darah terlihat jelas.
Dalam kondisi tertentu, pemeriksaan lebih detail seperti Digital Subtraction Angiography (DSA) bisa diperlukan untuk menilai aliran darah di otak secara akurat.
Langkah pencegahan sederhana bisa dilakukan sejak dini, antara lain:
• Menjaga tekanan darah, gula darah, dan kolesterol tetap normal.
• Berhenti merokok dan mempertahankan berat badan ideal.
• Rutin berolahraga dan mengelola stres.
• Menghindari benturan keras di kepala.
"Jadi, jangan anggap enteng pusing mendadak atau sakit kepala yang tidak biasa. Tubuh bisa saja sedang memberi sinyal adanya masalah serius di otak yang perlu segera ditangani tenaga medis," kata dia.
(tis/tis)