Embung Tremas, Surga di Pacitan yang Jadi Ekowisata Masa Depan
Di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ada sebuah desa bernama Tremas yang sudah lama dikenal karena Pondok Pesantren Tremas. Ribuan santri menimba ilmu di sana, membuat suasana desa begitu hidup.
Namun, Tremas tak cuma punya nilai sejarah dan pendidikan, tetapi juga menyimpan permata alam yang sedang tumbuh jadi primadona wisata, Embung Tremas.
Embung ini terletak di atas bukit, sekitar 2,5 kilometer dari pusat kota Pacitan, tepatnya di Kecamatan Arjosari.
Begitu tiba, mata akan dimanjakan panorama hijau perbukitan yang berlapis-lapis, ditemani udara segar khas pegunungan. Saat senja, pantulan cahaya di permukaan embung menambah nuansa romantis yang sayang dilewatkan.
Dari krisis air ke destinasi wisata
Awalnya, Embung Tremas dibangun pada 2020-2021 oleh Coca-Cola Foundation dan Yayasan Obor Tani (YOT) sebagai solusi atas kekeringan yang kerap melanda wilayah tersebut. Waduk mini ini menjadi penopang utama pertanian warga sekaligus sumber air untuk kehidupan sehari-hari.
"Air adalah fondasi kehidupan dan kesejahteraan. Dengan adanya sumber air yang terjamin, kita tidak hanya mendukung pertanian, tapi juga membangun komunitas Tremas yang lebih tangguh," ujar Pratomo, Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani di Embung Tremas, Pacitan, beberapa waktu lalu.
Kini, embung itu dirancang bukan hanya sebagai sumber kehidupan, tapi juga ruang wisata. Fasilitasnya terus dilengkapi, mulai dari mushola, toilet, tempat parkir, hingga saung yang nyaman untuk bersantai.
Dalam jangka panjang, kawasan ini akan dikembangkan menjadi pusat ekowisata dan agrowisata, dengan daya tarik tambahan berupa kebun durian yang ditargetkan mulai panen dalam beberapa tahun ke depan.
Wisata dengan sentuhan berkelanjutan
Tidak berhenti di embung, inisiatif lain juga lahir di Tremas. Coca-Cola Foundation Indonesia bersama BenihBaik.com memperkenalkan pengelolaan sampah organik inovatif yang mengubah limbah dapur menjadi pupuk dan pakan ternak bernilai tinggi.
Sistem berkelanjutan ini tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
"Program pengelolaan sampah ini adalah cara inovatif untuk mengatasi isu lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat Tremas," jelas Andy F. Noya, Founder BenihBaik.com.
Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, juga menyambut baik inisiatif tersebut. Menurutnya, embung dan sistem pengelolaan sampah ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan katalis perubahan untuk masa depan Tremas.
Kombinasi embung yang indah, program lingkungan yang inovatif, dan semangat masyarakat membuat Tremas punya potensi besar menjadi destinasi ekowisata unggulan. Di sini, wisatawan bukan hanya bisa menikmati panorama alam, tetapi juga melihat langsung bagaimana sebuah desa membangun masa depan yang lebih hijau dan mandiri.
(tis/tis)