Banyak orang mengira naik turunnya berat badan hanya dipengaruhi pola makan dan olahraga. Namun, ada faktor lain yang diam-diam berperan besar dalam membuat angka timbangan terus merangkak naik, yakni kurang tidur dan stres.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dari Kementerian Kesehatan, prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia tercatat sebesar 37,8 persen. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya memperhatikan faktor-faktor tak disangka yang bisa memengaruhi berat badan.
Wakil Ketua Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife, Rocio Medina Badiano menjelaskan kurang tidur bisa memicu rasa lapar berlebih sekaligus menurunkan energi, sehingga berdampak pada peningkatan berat badan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Stres berkepanjangan juga memberi efek negatif bagi kesehatan mental maupun fisik, sehingga menjaga berat badan ideal menjadi semakin sulit," ujar Rocio dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (9/8).
Menurutnya, stres dapat memengaruhi hormon pengatur nafsu makan, menurunkan semangat untuk beraktivitas, sekaligus mengganggu kualitas tidur. Kombinasi faktor-faktor tersebut meningkatkan risiko obesitas dan penyakit yang menyertainya.
Rocio menekankan bahwa pola nutrisi seimbang menjadi pondasi utama kesehatan. Asupan makanan bergizi, terutama protein, zat besi, serta aneka buah dan sayuran berwarna, dibutuhkan untuk menunjang energi, metabolisme, dan daya tahan tubuh.
"Protein dari daging tanpa lemak, kacang-kacangan, hingga tahu dapat mendukung rasa kenyang lebih lama. Sementara itu, zat besi sangat penting bagi perempuan pramenopause untuk mencegah defisiensi akibat kehilangan bulanan," kata dia.
Hidrasi pun tidak kalah penting. Mengonsumsi minimal delapan gelas air per hari, ditambah buah dan sayuran tinggi air seperti melon, jeruk, dan mentimun, bisa membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Tentunya kata Rocio, selain nutrisi, aktivitas fisik teratur dianjurkan minimal 150 menit per minggu. Olahraga bukan hanya menjaga kesehatan jantung, metabolisme, dan tulang, tetapi juga terbukti memperbaiki kualitas tidur.
Perempuan yang rutin berolahraga aerobik, misalnya, lebih mudah tidur nyenyak dan terhindar dari gangguan tidur, terutama setelah menopause.
Kebiasaan tidur yang baik pun perlu dijaga, seperti memiliki jadwal tidur teratur, menghindari gawai sebelum istirahat, serta menciptakan suasana kamar yang nyaman. Tidur yang restoratif penting untuk mengatur suasana hati, mengelola stres, dan memfasilitasi pemulihan fisik.
"Perubahan sederhana yang dilakukan secara konsisten dalam pola makan, hidrasi, olahraga, maupun tidur bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan perempuan maupun masyarakat secara keseluruhan," tegas Rocio.
(tis/tis)