5 Hal Yang Perlu Orang Tua Perhatikan Saat Membaca Chat di HP Anak

CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2025 13:30 WIB
Ilustrasi. Orang tua perlu memahami beberapa aturan saat mengecek komunikasi digital anak. (Getty Images/iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Apakah orang tua boleh membaca percakapan via teks alias chat di ponsel anak? Sebenarnya ini boleh saja tapi orang tua perlu memperhatikan beberapa hal berikut.

Ponsel sekarang seperti benda untuk segala usia. Sewaktu kecil, balita ditemani ponsel saat makan. Kemudian saat agak lebih besar, si anak memegang ponselnya sendiri dan mulai berkomunikasi dengan teman sebaya.

Usia berapa anak Anda memegang ponsel sendiri? Orang tua pasti punya pertimbangan khusus anak sudah diberikan ponsel. Namun saat bicara soal pengawasan, orang tua merasa berhak mengakses ponsel anak termasuk membaca chat di dalamnya.

Orang tua memang perlu memantau komunikasi digital anak. Hal ini dilakukan dalam rangka melindungi anak dari orang asing yang mencurigakan atau terlibat dalam bullying.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua saat ingin mengakses chat di ponsel anak. Apa saja?

1. Awasi sejak dini

Anak-anak sekarang mulai punya ponsel di usia 10-12 tahun. Namun tak jarang ada yang sudah punya di usia 8 tahun. Di usia tersebut, orang tua perlu mengawasi semua komunikasi digital anak-anak mereka.

"Anak berusia 6 tahun seharusnya tidak bebas berkirim pesan kepada orang lain," kata Donnell Probst, direktur eksekutif sementara National Association for Media Literacy Education, mengutip dari Good Housekeeping.

Selain membatasi screen time, orang tua perlu memastikan chat anak tidak mengandung cyber bullying, sexting atau konten tidak pantas, komunikasi dengan orang asing atau tanda masalah kesehatan mental.

2. Memberitahu anak

Berapa pun usia anak, Anda tetap harus memberitahu anak bahwa Anda akan mengecek chat di ponselnya.

"Sangat merusak ketika seorang anak mengetahuinya secara retroaktif karena bukan hanya privasi mereka yang dilanggar, tetapi juga privasi teman-teman mereka," jelas psikolog anak dan remaja Janet Sasson Edgette.

Anda perlu menjelaskan ke anak alasannya. Jelas ke anak kekhawatiran Anda misal, bagaimana orang bisa gampang berbohong di dunia digital atau chat yang sifatnya personal bisa viral.

3. Ingat, anak lebih melek digital

Anda mungkin tergoda untuk mengandalkan kontrol atau aplikasi pemantau untuk memastikan anak-anak terlindungi dari bahaya digital.

Akan tetapi, anak-anak sekarang mampu mengakali kontrol tersebut sehingga orang tua merasa aman saja tapi yang terjadi sebaliknya.

"Pendekatan yang lebih pengertian lebih disarankan untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka," kata Catherine Pearlman, pakar pengasuhan anak dan penulis.

4. Ajak anak berdialog

Jika Anda menemukan sesuatu yang kurang menyenangkan dalam percakapan digital anak maka itu jadi kesempatan untuk berdialog secara langsung dan jujur. Meski hal itu terasa tidak nyaman tapi harus tetap dilakukan.

"Terkadang itulah yang mereka inginkan dari Anda. Mereka ingin Anda menemukannya agar Anda dapat menyelamatkan mereka. Mereka hanya tidak tahu bagaimana cara datang dan bertanya atau membicarakannya dengan Anda," jelas Kathy van Benthuysen, presiden Converlation.

5. Biarkan anak mandiri

Ilustrasi. Orang tua perlu mulai memberikan anak kebebasan atau kemandirian dalam komunikasi digital. Tak hanya usia, perlu ada evaluasi dalam hal keterampilan sosial anak, penilaian dan kesiapan emosional. (Twitter(

Seiring anak bertambah usia, orang tua mulai memberikan anak kebebasan atau kemandirian dalam komunikasi digital. Orang tua perlu sadar jika privasi anak dilanggar maka itu bisa berpotensi merusak hubungan dan membuat komunikasi berkurang.

Kapan anak bisa benar-benar dibiarkan mandiri dalam hal komunikasi digital? Tidak ada patokan usia tertentu. Orang tua perlu mengevaluasi keterampilan sosial, penilaian, dan kesiapan emosional anak.

Akan tetapi, para ali berkata sebagian besar anak yang bisa beradaptasi dengan baik bisa mencapai kemandirian digital di usia 14 tahun.

(els/els)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK