Jakarta, CNN Indonesia --
Terapung di jantung hutan Koh Chang, Thailand, sebuah kapal misterius meninggalkan kejayaannya sebagai hotel yang penuh dengan kemewahan. Kini, yang tersisa hanya bangkai kapal dengan kisah misteri menyelimuti hotel itu dalam keheningan.
Sebuah kapal yang dulunya armada Angkatan Laut AS itu disulap menjadi hotel terapung bernama Grand Lagoona Hotel atau biasa disebut The Galaxy. Tersusun dalam tujuh lantai, hotel ini menawarkan kemewahan dan pengalaman luar biasa untuk menginap di tengah hutan Koh Chang, pulau terbesar ketiga di Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek ini dibangun atas ambisi seorang miliarder yang selalu bermimpi ingin memiliki hotel terapung. Niat awalnya, The Galaxy akan menjadi resor mewah dengan pemandangan surga tropis yang harus dilihat pelancong jika ke Thailand.
Sayangnya, hotel di atas kapal ini tidak pernah berlabuh pada impiannya tersebut. Hotel yang dulunya mewah kini semakin dingin terbalut kisah menyeramkan hingga kutukan yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
Bangun dan jatuh The Galaxy
Lambang kemewahan di tengah hutan, itulah The Galaxy. Kapal yang dijadikan hotel ini terapung dengan megah, tersusun dari tujuh lantai berisi 200 kamar tamu.
Kapal ini dipenuhi kemewahan, dilengkapi karpet tebal dan lampu gantung yang berkilau. Ada pula bungalow yang dapat ditinggali di atas kapal.
Ruang pertemuan dan staff area padat memenuhi dua lantai pertama kapal ini. Restoran megah berada di dua lantai teratas, terbentang pemandangan hutan dan laut yang menakjubkan dapat dilihat oleh pelancong yang menginap.
Hari-hari itu adalah kenangan The Galaxy di tahun 1990, saat ia sangat populer di kalangan pelancong yang mengunjungi Koh Chang, karena dianggap unik dan berkelas. Hotel ini sempurna untuk merasakan pengalaman menginap di hutan tropis bermanjakan fasilitas mewah.
Hanya saja, kesempurnaan yang terlihat di awal itu tak bertahan lama. Kesuksesan berujung menjadi keterpurukan saat masalah keuangan mulai menekan hotel ini di tahun 2012.
Mau tak mau, perlahan pintu kamar tak lagi disewakan untuk tamu. Kapal ini tak bisa mempertahankan kemewahannya di tengah Pulau Koh Chang.
Meskipun tak lagi menerima tamu yang menginap, tetapi hotel terapung ini belum sepenuhnya ditinggalkan. Ada saja pengunjung yang justru berbondong-bondong datang untuk menjelajahi sisa-sisa dari kapal yang berubah menakutkan ini.
Semakin lama ditinggalkan, semakin bermunculan pula cerita tentang masa lalu hotel terapung yang misterius ini. Banyak spekulasi tersebar mengenai alasan sebenarnya kejatuhan The Galaxy.
Simak kisah tentang Grand Lagoona Thailand di halaman berikutnya..
Misteri kutukan
Beberapa penduduk mengklaim bahwa The Galaxy sebenarnya dikutuk. Pasalnya, ada serangkaian kecelakaan aneh dan peristiwa tak masuk akal yang terjadi di sana.
Menurut legenda lokal, asal usul dari kutukan ini bermula ketikan pohon Banyan suci ditebang untuk memberi ruang bagi penempatan kapal di laguna. Pohon yang dianggap suci oleh masyarakat setempat itu diyakini membawa makna spiritual.
Fatalnya, pohon itu ditebang untuk kepentingan sepihak The Galaxy. Keputusan ini juga mengundang kemarahan penduduk setempat. Dengan cepat, rumor langsung beredar bahwa hotel itu mendapat kutukan.
Rumor ini semakin diyakini karena sejak pohon itu ditebang, gajah yang merupakan simbol warisan budaya Thailand tak dapat lagi berkeliaran bebas di daerah tersebut.
Kemewahan The Galaxy tak seperti apa yang digadang-gadangkan. Selama bertahun-tahun operasionalnya, banyak pekerja dan tamu yang dilaporkan menderita penyakit, kecelakaan, bahkan kematian.
[Gambas:Infografis CNN]
Penduduk setempat meyakini bahwa ketragisan yang terjadi adalah akibat dari kutukan hotel ini. Padahal, beberapa cerita sulit untuk diverifikasi kebenarannya, tetapi narasi tentang hotel terapung yang terkutuk sudah menjadi sejarah kelam bagi The Galaxy.
Selain karena kutukan yang dipercaya oleh penduduk setempat, lokasi The Galaxy di hutan pulau Koh Chang juga menjadi tantangan utama yang tak bisa dihindari.
Bukan salah hutan tropis ini jika di lingkungan tersebut lembab dan banyak nyamuk. The Galaxy kerap kali diganggu oleh nyamuk yang menimbulkan penyakit demam berdarah dan malaria.
Iklim lembap pun membuat suasana di dalam hotel tak nyaman. Meskipun pihak hotel sudah berupaya untuk menciptakan suasana sejuk di dalam hotel, tetapi tak cukup untuk membuat pengunjung betah berlama-lama di sana.
Akhir dari The Galaxy
Masalah yang bertubi-tubi menjadi pukulan berat bagi The Galaxy karena terus mengalami penurunan. Puncaknya pada Desember 2024, The Galaxy tak mampu diselamatkan lagi setelah dilanda kebakaran misterius.
Sebanyak 50 pekerja telah berusaha mengendalikan api, tetapi si jago merah terlalu cepat menyebar dan semakin lepas kendali. Penyebabnya belum diketahui, tetapi kejadian itu mampu membuat kapal terbakar selama berminggu-minggu.
Struktur kapal mengalami kerusakan yang signifikan. Setelah api dipadamkan, sisa-sisa kapal yang hangus mulai dibongkar. Terlihat pada pertengahan tahun 2025, hanya tersisa lambung hotel yang bagian atasnya pun sudah dijual.
Pernah menjadi simbol kemewahan hotel terapung di surga tropis Thailand, The Galaxy kini hanyalah kapal kosong yang rusak dengan mimpinya yang telah hangus.
Saat ini reruntuhan kapal masih menarik wisatawan untuk menjelajahi kapal misterius yang dikutuk, The Galaxy.