Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Konsultasi dengan 'Dokter' ChatGPT
ChatGPT kini tak cuma ditanya soal resep masakan atau ide kerja, tapi juga tentang kesehatan. Menurut survei KFF pada Juni 2024, satu dari enam orang dewasa rutin meminta saran kesehatan dari chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI).
Namun, seberapa aman sebenarnya berkonsultasi dengan "dokter" ChatGPT?
Lihat Juga : |
Penelitian menunjukkan bahwa ChatGPT mampu lulus ujian kedokteran dan bahkan memecahkan kasus klinis dengan akurasi tinggi. Tapi di sisi lain, AI juga dikenal suka "mengarang" fakta, dan dalam konteks kesehatan, kesalahan kecil bisa berakibat fatal.
"Risiko ini bukan berarti Anda harus berhenti menggunakan chatbot, tapi penting untuk tetap waspada dan berpikir kritis," kata Ainsley MacLean, mantan Chief AI Officer Mid-Atlantic Permanente Medical Group, mengutip CNA.
Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum berkonsultasi dengan ChatGPT soal kesehatan:
1. Latihan saat taruhannya rendah
Sebelum menanyakan hal serius seperti diagnosis penyakit, biasakan dulu menggunakan chatbot untuk hal ringan. Misalnya, tanyakan ulang hal-hal yang pernah dijelaskan dokter Anda.
Bandingkan jawaban ChatGPT dengan penjelasan dokter. Cara ini bisa membantu Anda memahami bagaimana chatbot merespons dan seberapa akurat jawabannya.
"Jangan menunggu sampai Anda punya masalah medis besar untuk mulai bereksperimen dengan AI," kata Robert Pearl, penulis buku ChatGPT, MD.
Hindari juga pertanyaan yang mengarahkan, seperti "Anda pikir aku perlu MRI, kan?".
Chatbot cenderung "mengiyakan" dan bisa memberi validasi yang salah. Sebaliknya, gunakan pertanyaan terbuka seperti "Apa saja kemungkinan penyebab batuk berkepanjangan?"
2. Beri konteks, tapi tetap jaga privasi
ChatGPT tidak tahu siapa Anda kecuali dari informasi yang diberikan. Memberi konteks, seperti usia, riwayat medis, atau pekerjaan bisa membantu AI memberi jawaban yang lebih relevan. Namun, tetap berhati-hati soal privasi.
"Sebagian besar chatbot populer tidak tunduk pada aturan perlindungan data medis seperti HIPAA," kata Dr Ravi Parikh dari Emory University.
Hindari menyebut nama lengkap, alamat, atau mengunggah rekam medis. Bila khawatir, gunakan mode anonim atau chatbot medis yang memang aman dan tersertifikasi, seperti My Doctor Friend atau Counsel Health.
3. Cek ulang saat percakapan panjang
Chatbot gratis seperti ChatGPT versi dasar kadang bisa "lupa" konteks obrolan. Itu sebabnya, sebaiknya mulai percakapan baru secara berkala atau gunakan versi berbayar yang memiliki memori lebih baik.
Sesekali mintalah chatbot merangkum apa yang dia tahu tentang kondisi Anda. Langkah ini bisa membantu memperbaiki kesalahan dan memastikan percakapan tetap di jalur yang benar.
4. Minta AI bertanya balik
ChatGPT cenderung memberi jawaban cepat, tapi jarang bertanya balik seperti dokter. Padahal, pertanyaan lanjutan penting untuk menilai kondisi dengan lebih tepat.
Cobalah tulis, 'Tanyakan padaku hal apa pun yang perlu Anda tahu untuk memberikan jawaban aman,'
Setelah itu, chatbot biasanya akan mengajukan serangkaian pertanyaan, jawab satu per satu agar hasilnya lebih akurat. Tapi ingat, AI belum punya pengalaman klinis nyata, jadi tetap verifikasi hasilnya ke dokter.
5. Ajak ChatGPT berdebat
Meski terdengar cerdas, chatbot juga bisa salah dengan penuh percaya diri. Maka, biasakan bersikap kritis. Mintalah sumber, lalu pastikan sumber itu benar-benar ada.
Anda juga bisa menyuruh AI untuk mengkritik jawabannya sendiri, lalu bandingkan keduanya. Bahkan, coba minta ChatGPT menjawab dari sudut pandang berbeda, misalnya sebagai dokter umum, lalu sebagai spesialis. Langkah ini membantu menilai konsistensi dan kedalaman jawabannya.
6. Gunakan AI sebagai teman belajar, bukan pengambil keputusan
Para ahli sepakat: tidak ada batas pasti soal pertanyaan medis yang boleh atau tidak boleh diajukan pada chatbot. Namun, yang penting adalah bagaimana Anda menggunakan informasinya.
Lihat Juga :Hari Anak Nasional Kebiasaan Tanya Jawaban ke AI Ciptakan 'Generasi Tanpa Rasa Penasaran' |
Gunakan ChatGPT sebagai sumber edukasi, bukan sebagai dokter pribadi. AI bisa membantu Anda memahami istilah medis dan menyiapkan pertanyaan yang lebih cerdas untuk dibawa ke dokter, tapi keputusan soal kesehatan tetap harus dibuat oleh manusia.
Kesimpulannya, konsultasi dengan 'dokter' ChatGPT bisa jadi langkah awal memahami kesehatan Anda, asal dilakukan dengan bijak. Jadikan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti dokter yang sesungguhnya.
(tis/tis)