Mengenal Golden Blood, Golongan Darah Hanya Dimiliki 50 Orang di Dunia

CNN Indonesia
Selasa, 18 Nov 2025 16:30 WIB
Golongan darah Rh-null atau 'golden blood' hanya dimiliki kurang dari 50 orang di dunia dan jadi fokus riset ilmiah karena manfaat medisnya yang besar.
Ilustrasi. Golden blood tergolong langka, hanya ada 50 orang di dunia. (Stockphoto/JarekJoepera)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Di antara berbagai golongan darah yang dikenal masyarakat, ada satu tipe yang begitu langka hingga dijuluki golden blood atau golongan darah emas. Jumlah pemiliknya diperkirakan tak sampai 50 orang di seluruh dunia, menjadikannya salah satu fenomena medis paling unik sekaligus penting.

Golongan darah emas ini merujuk pada Rh-null, tipe darah yang tidak memiliki antigen Rhesus (Rh) sama sekali di permukaan sel darah merah. Kelangkaannya membuat para ilmuwan kini berupaya mengembangkan darah ini di laboratorium demi menyelamatkan lebih banyak nyawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu golongan darah emas?

Rh-null terbentuk akibat mutasi genetik yang sangat jarang. Tak adanya antigen Rh pada sel darah merah membuat darah ini memiliki karakteristik yang berbeda dibanding tipe darah lain.

Mengutip NDTV, untuk memahami keunikannya, penting mengetahui bahwa golongan darah ditentukan oleh keberadaan antigen, protein atau gula pada sel darah merah yang memberi sinyal kepada sistem imun.

Pada Rh-null, seluruh antigen Rh absen. Inilah yang menjadikan darah ini kompatibel dengan hampir semua golongan darah lain sebagai pendonor.

Meski begitu, Otrock dari Cleveland Clinic menegaskan bahwa istilah golden blood hanya merujuk pada kelangkaannya, bukan berarti darah ini lebih 'baik' atau lebih 'murni' dibanding tipe lainnya.

Bagaimana dengan donor?

Pemilik Rh-null sering dianggap sebagai donor universal dalam sistem Rh karena darah mereka dapat digunakan untuk siapa saja tanpa memicu reaksi imun akibat antigen Rh. Sebaliknya, mereka sendiri hanya bisa menerima darah dari sesama Rh-null.

Sebagai perbandingan, O Negatif yang juga dikenal sebagai donor universal memang tak memiliki antigen A, B, maupun Rh-D. Namun darah O Negatif tetap tidak bisa diberikan kepada Rh-null, sebab masih memiliki antigen Rh lain.

"Inilah yang membuat transfusi bagi pemilik Rh-null sangat berisiko. Jika menerima darah dengan antigen berbeda, tubuh akan membentuk antibodi dan bisa menyerang darah donor. Transfusi berikutnya bisa sangat berbahaya," jelas Ash Toye, profesor biologi sel di University of Bristol.

Upaya ilmuwan menciptakan darah emas di laboratorium

Karena kelangkaannya, para peneliti berusaha menemukan cara untuk memproduksi Rh-null di laboratorium. BBC melaporkan bahwa para ilmuwan tengah mencoba menumbuhkan sel darah merah Rh-null dari sel punca (stem cell) yang diprogram ulang.

Penelitian juga mengeksplorasi teknologi pengeditan gen untuk menghilangkan antigen Rh dari darah biasa, sehingga memungkinkan pemanfaatan Rh-null dalam riset genetika golongan darah dan pengembangan terapi baru.

Pada 2018, Ash Toye menggunakan teknik CRISPR-Cas9 untuk menciptakan sel darah Rh-null. Namun, teknologi tersebut masih sangat diatur ketat dan belum dapat diterapkan langsung pada manusia.

Saat ini, Toye dan timnya sedang mengerjakan RESTORE, studi pertama yang menguji efektivitas sel darah merah hasil laboratorium ketika ditransfusikan ke tubuh manusia. Sel darah merah ini dikembangkan dari sel punca donor, bukan diambil langsung dari tubuh manusia.

Harapan baru untuk pasien dengan golongan darah langka

Jika penelitian ini berhasil, darah hasil kultur laboratorium berpotensi menjadi sumber cadangan transfusi yang sangat membantu, terutama bagi pasien yang memiliki golongan darah ultra langka seperti Rh-null.

"Untuk saat ini, mengambil darah donor masih jauh lebih efisien dan murah. Kita tetap akan membutuhkan pendonor untuk jangka panjang," kata Toye.

"Tapi bagi mereka yang jumlah pendonornya sangat sedikit, kemampuan menumbuhkan darah akan jadi terobosan besar."

Golongan darah emas mungkin hanya dimiliki segelintir orang, tetapi dampaknya bagi dunia medis bisa sangat luas. Jika riset laboratorium ini berhasil, masa depan transfusi darah, terutama bagi mereka dengan tipe darah langka bisa menjadi jauh lebih aman dan terjamin.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER