Kenapa Jantung Bisa Tiba-Tiba Kolaps Saat Olahraga? Ini Penjelasannya
Tampil bugar, rajin berolahraga, dan tampak sehat bukan jaminan seseorang bebas dari risiko masalah jantung. Dalam sejumlah kasus, seseorang bahkan bisa tiba-tiba kolaps saat berolahraga tanpa menunjukkan gejala apa pun sebelumnya.
Fenomena ini sering menimbulkan kekhawatiran, terutama karena kejadiannya berlangsung mendadak.
Menanggapi hal tersebut, spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular Brawijaya Hospital, Simon Salim, menegaskan bahwa kasus jantung kolaps saat berolahraga justru lebih jarang dibandingkan kondisi kolaps saat tidak beraktivitas fisik.
"Kalau dilihat secara keseluruhan, mereka yang berolahraga itu angka kolaps tiba-tibanya lebih sedikit dibandingkan mereka yang nggak pernah berolahraga," ujarnya mengutip dari Detik.
Simon menjelaskan bahwa penyebab seseorang kolaps mendadak sangat beragam dan tidak selalu berkaitan dengan serangan jantung (heart attack).
"Tergantung. Tidak semua gara-gara serangan jantung. Ada yang memang gara-gara gangguan irama jantung," kata dia.
Dia menambahkan, penyebab kolaps bisa berasal dari banyak faktor lain yang tidak berkaitan dengan jantung.
"Ada lagi yang bukan karena jantung sama sekali, karena penyebabnya banyak dan tergantung hasil autopsi harusnya," jelasnya.
Menurut Simon, tidak semua kasus kolaps terjadi akibat sumbatan pembuluh darah. Beberapa masalah jantung lain, termasuk gangguan kelistrikan jantung, juga dapat menjadi pemicu.
Adakah tanda peringatan?
Sayangnya, hingga kini tidak ada tanda spesifik yang dapat menjadi peringatan sebelum seseorang kolaps saat berolahraga.
"Sayangnya tidak ada. Maka pencegahan yang terbaik adalah semua orang di public space itu harus mampu melakukan RJP atau resusitasi jantung paru, harus mampu melakukan bantuan hidup dasar," jelas Simon.
Dia menegaskan pentingnya keberadaan Automated External Defibrillator (AED) di ruang publik. Alat ini dapat menganalisis ritme jantung secara otomatis dan memberikan kejutan listrik bila diperlukan untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal.
"Setiap orang, pegawai, atau bahkan kita sendiri mampu melakukan bantuan hidup dasar. Mampu melakukan resusitasi jantung paru dan ada AED di public space, itu yang penting," pungkasnya.
Baca selengkapnya di sini.
(tis/tis)