Cerita Dokter Kandungan Tangani Kasus Rahim Copot di Garut
Beberapa waktu lalu, viral kisah tentang seorang pasien yang mengalami rahim copot. Kisah itu mencuri perhatian banyak orang.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Christofani, yang menangani kasus tersebut bercerita tentang pengalamannya kala itu.
Kejadian tersebut terjadi di RSUD Slamet, Garut, Jawa Barat pada 15 tahun silam. Kala itu, Christofani menjadi residen di rumah sakit tersebut. "Kaget dan tidak percaya," ujar Christofani, Selasa (18/11), kepada detikcom.
Kala itu, lanjut Christofani, seorang paraji atau dukun beranak datang membawa sebuah keresek hitam. Tak dinyana, keresek itu berisi rahim pasien yang telah lepas.
"Saat kami buka ternyata isinya rahim kira-kira setengah dari puncak rahim sampai badan rahim," jelas dia.
Saat itu juga, pasien langsung di bawa ke dalam ruangan. Menurutnya, kala itu pasien telah berada di fase shock hipovolemik atau kondisi medis darurat yang mengancam jiwa imbas hilangnya volume darah dan tubuh secara signifikan. Artinya, pasien berada dalam kondisi kritis.
"Fokus kami waktu itu melakukan resusitasi cairan dan berusaha sesegera mungkin melakukan operasi untuk menghentikan perdarahan," ujar Christofani, yang saat ini berpraktik di Siloam Hospital.
Pasien pun berhasil melewati masa kritis, meski sebagian rahim yang terlepas tidak bisa terpasang kembali.
Christofani memaklumi jika banyak dokter yang meragukan cerita viral tersebut. Pasalnya, dalam kondisi normal, lanjut dia, rahim yang terlepas mustahil terjadi.
Hanya saja, dalam kasus ini, rahim terlepas karena tindakan yang dilakukan paraji. Paraji memaksa mengeluarkan plasenta pascapersalinan, menarik paksa, hingga sebagian rahim ikut keluar melalui vagina.
"Kembali lagi, kondisi ini [rahim copot] terjadi karena perlakuan dari paraji," tegas dia.
Hal ini, lanjut Christofani, bisa menjadi pembelajaran soal betapa pentingnya memeriksakan kehamilan secara rutin dan memilih proses persalinan di fasilitas kesehatan yang baik.
(asr)