Sensasi menggelitik di lidah membuat minuman soda beda dari minuman lain. Meski nikmat, sebaiknya jangan sering-sering minum soda. Apa yang terjadi pada tubuh jika minum soda setiap hari?
Minuman soda banyak tersaji menemani fast food seperti ayam goreng, kentang goreng, atau burger. Sesekali, tak masalah menikmati minuman satu ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minum soda dapat memengaruhi pencernaan termasuk bakteri yang hidup di seluruh sistem pencernaan. Sering minum soda bisa dipastikan mengganggu pencernaan Anda.
Hati-hati, berikut sejumlah masalah yang mengintai tubuh Anda jika sering minum soda.
Minuman soda biasanya tinggi kandungan gula dalam bentuk sirup jagung fruktosa tinggi. Fruktosa menarik lebih banyak air ke usus sehingga feses lebih encer. Kelebihan air menyebabkan diare pada orang yang sensitif terhadap fruktosa.
Minum minuman bersoda dapat memicu kembung dan gas di perut. Konsumsi soda memungkinkan karbon dioksida masuk ke saluran pencernaan. Gas ini dapat keluar saat sendawa atau bertahan di perut menjadi kembung.
Selain itu, fruktosa pada soda dapat memicu kembung terutama pada mereka yang pencernaannya sensitif.
Apa yang terjadi pada tubuh jika minum soda setiap hari? Anda dapat berisiko mengalami refluks asam lambung atau GERD.
GERD terjadi ketika sfingter esofagus bagian bawah melemah dan terbuka sehingga isi lambung kembali naik. Gejala GERD bisa semakin parah ketika berbaring setelah minum soda.
Secara alami, usus terdapat mikrobioma yang terdiri dari bakteri, virus, jamur, dan organisme lain.
Setiap orang memiliki keseimbangan mikrobioma usus yang unik dan terbentuk sejak masa kanak-kanak. Konsumsi soda secara rutin dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma atau disebut disbiosis.
Kondisi disbiosis membuat lapisan usus melemah dan peradangan meningkat. Disbiosis berkontribusi pada diabetes, penyakit jantung, gangguan neurologis, dan masalah imun.
Pola makan tinggi gula termasuk konsumsi soda dapat berkontribusi pada peningkatan risiko depresi.
Melansir dari Very Well Health, studi di Jerman membandingkan orang dengan gangguan depresi mayor dan orang tanpa depresi mayor.
Mereka yang minum soda punya peningkatan risiko depresi mayor dan berat. Penulis studi berpendapat bahwa perubahan mikrobioma usus meningkatkan risiko depresi. Disebutkan, gula pada minuman ringan mendorong peningkatan risiko depresi mayor.
Komponen-komponen pada soda dapat memengaruhi mulut dan gigi.
Soda memiliki pH antara 2 dan 3. Sementara itu, enamel gigi terkikis ketika pH mulut di bawah 5,5. Kondisi ini diperburuk dengan produk sampingan berupa asam yang dihasilkan bakteri di mulut ketika mengonsumsi gula.
Seiring waktu, soda baik soda diet maupun soda biasa dapat meningkatkan risiko gigi berlubang. Selain itu, Anda juga berisiko mengalami periodontitis atau radang gusi.
Apa yang terjadi pada tubuh jika minum soda setiap hari?
Soda termasuk minuman tinggi kalori. Meski tinggi kalori, soda tidak dapat memuaskan rasa lapar yang akhirnya membuat Anda makan lebih banyak kalori. Akibatnya, tubuh mendapat asupan begitu banyak kalori sehingga berat badan meningkat.
(els)