Angka Depresi di Jakarta Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Nov 2025 17:40 WIB
Ilustrasi. Sebanyak 1,5 persen penduduk DKI Jakarta berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. (iStock/CandyRetriever)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 1,5 persen penduduk DKI Jakarta berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. Angka ini berada di atas rata-rata nasional.

Secara nasional, prevalensi angka depresi di Indonesia hanya tercatat 1,4 persen.

"Terkait data gangguan depresi, rata-rata nasional 1,4 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 1,5 persen," ujar Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan Yunita Arihandayani dalam diskusi daring, Jumat (21/11), melansir Antara.

Adapun masalah kesehatan jiwa pada usia di atas 15 tahun masuk ke dalam peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi. Jawa Barat menjadi daerah dengan prevalensi penduduk dengan masalah kesehatan jiwa tertinggi.

Prevalensi masalah mental di Jawa Barat tercatat sebesar 4,4 persen. Sementara DKI Jakarta berada di angka 2,2 persen. Angka ini juga berada di atas rata-rata nasional sebesar 2 persen.

Enggan mencari pengobatan

Tak hanya itu, Yunita juga mengatakan, hanya sedikit orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa tergerak untuk mencari pertolongan profesional.

Tercatat, hanya 0,7 persen orang dengan gangguan cemas dan 12,7 persen orang dengan depresi yang mencari pengobatan.

Salah satu pasalnya adalah tentang kurangnya kesadaran diri. Masih adanya stigma negatif soal kesehatan mental juga turut membuat orang enggan mencari pertolongan.

"Misalnya, sering dibilang orang yang sedih terus, orang yang enggak punya semangat, dibilang kurang kuat iman," kata Yunita.

Padahal, gangguan cemas dan depresi merupakan dua jenis masalah mental yang harus mendapatkan pertolongan. Jika dibiarkan, maka bukan tak mungkin kalau kondisinya akan semakin parah.

"Ketika tidak mencari pengobatan, dibiarkan depresi, ringan awalnya, tapi kemudian jadi semakin parah," kata Yunita.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong masyarakat untuk melakukan skrining kesehatan jiwa sebagai upaya deteksi dini.

(antara/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK