Banyak orang bilang, India bukan negara untuk pemula. Tampaknya itu benar adanya. Jangan kaget karena penipuan di India datang dari orang yang tak terduga, termasuk supir taksi hingga pejabat lokal.
Scam yang mereka lakukan adalah, supir taksi akan berhenti di tengah jalan dan memberi tahu bahwa hotel yang dituju telah tutup. Alasan lain juga sering disebut, misalnya jalan ditutup karena protes, atau pemesanan taksi tersebut tidak valid.
Kemudian, mereka akan mengantar wisatawan ke "Kantor Pariwisata Pemerintah" palsu, di sana sudah siap seorang pejabat palsu yang mencoba menawarkan rencana perjalanan baru dan jauh lebih mahal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun Turki terkenal akan keramahannya, tetapi ada saja oknum penipuan yang menargetkan wisatawan, khususnya di tempat wisata seperti Sultanahmet dan Taksim.
Scam yang sering terjadi di sana, biasanya penipu berlagak menjadi orang lokal yang ramah mencoba mendekati seorang pelancong solo. Setelah mengobrol, ia menyarankan wisatawan untuk pergi minum bir ke sebuah bar.
Jika menuruti ajakan tersebut, siap-siap wisatawan akan membayar tagihan yang menguras isi ATM hanya untuk beberapa gelas bir.
Selain tipuan seperti ini, banyak juga scam yang mematok harga taksi. Biasanya para supir menolak menggunakan meteran dan langsung menyebut harga tinggi.
Thailand juga tak lepas dari penipuan. Ironisnya, scam di Thailand justru menargetkan wisatawan yang ingin bersenang-senang di Thailand. Mereka tidak tahu kesenangan ini justru berujung kerugian.
Scam kepada wisatawan yang paling terkenal di Thailand adalah 'Mafia Jet Ski'. Wisatawan digiurkan dengan menyewa jet ski selama satu jam. Setelah bermain, saat mengembalikan jet ski, operator akan menunjuk goresan yang 'diada-adakan', karena goresan itu sudah ada sebelumnya.
Para wisatawan dituntut untuk bertanggung jawab dengan membayar biaya kerusakan mencapai Rp16,7 juta. Aksi ini semakin dramatis dengan polisi palsu yang ikut mengancam wisatawan apabila mereka menolak untuk membayar.
Scam oleh pengemudi tuk-tuk juga marak meresahkan wisatawan. Biasanya mereka menunggu di depan kuil Istana Agung dan bersikeras kepada pengunjung bahwa situs tersebut tutup untuk banyak alasan.
Sebagai penggantinya, mereka menawarkan wisatawan untuk mengunjungi opsi lain. Pada akhirnya wisatawan diantar ke tempat lain tetapi dengan biaya komisi untuk supir.
(ana/wiw)