Hari AIDS 2025, Seruan Dunia untuk Penanggulangan HIV/AIDS

CNN Indonesia
Senin, 01 Des 2025 10:00 WIB
Ilustrasi. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam penanggulangan HIV/AIDS di perayaan Hari Aids Sedunia 2025. (iStockphoto/MicroStockHub)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setiap 1 Desember, dunia berhenti sejenak untuk mengingat, merenung, dan bergerak bersama. Hari AIDS Sedunia bukan hanya peringatan tahunan, melainkan momentum global untuk meneguhkan kembali komitmen melawan HIV/AIDS.

Tahun ini, tema yang diangkat adalah "Overcoming disruption, transforming the AIDS response" atau "Mengatasi gangguan, mentransformasi respons AIDS".

Melansir laman resmi WHO, tema ini tak muncul tanpa alasan. Setelah puluhan tahun kemajuan, upaya penanggulangan HIV kini berada di persimpangan jalan.

Di banyak negara, layanan penyelamat jiwa terganggu, pendanaan menurun, dan kelompok rentan menghadapi risiko yang semakin besar. Namun, di tengah tantangan tersebut, harapan tetap tumbuh lewat ketangguhan komunitas dan inovasi layanan kesehatan.

HIV di pusaran tantangan baru

WHO mencatat sekitar 40,8 juta orang hidup dengan HIV di seluruh dunia. Di wilayah Eastern Mediterranean saja, sekitar 610 ribu orang hidup dengan HIV, dan jumlah infeksi baru melonjak hampir dua kali lipat dalam satu dekade, dari 37 ribu kasus pada 2016 menjadi 72 ribu kasus pada 2024.

Ironisnya, kurang dari empat dari sepuluh orang mengetahui statusnya, dan kurang dari sepertiga yang mendapat pengobatan.

Penurunan pendanaan, konflik, serta layanan berbasis komunitas yang semakin terpinggirkan membuat respons HIV menghadapi tekanan besar. Padahal, dengan perkembangan pengobatan saat ini, HIV dapat menjadi penyakit kronis yang dapat dikelola secara efektif jika layanan tetap kuat dan berkelanjutan.

"Pemerintah harus meningkatkan kesadaran publik, memperkuat integrasi layanan, dan mengadopsi pendekatan inovatif," ujar Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur, Hanan Balkhy.

WHO juga menekankan pentingnya mengatasi stigma, diskriminasi, serta hambatan struktural yang masih menjadi batu sandungan dalam pencegahan dan perawatan HIV.

Operasi di 50 negara, namun tantangan masih besar

Tahun ini, peringatan Hari AIDS Sedunia juga menandai pencapaian besar AIDS Healthcare Foundation (AHF) yang kini beroperasi di 50 negara. Organisasi ini telah menjangkau 2,7 juta orang lewat layanan perawatan HIV.

Namun, menurut Presiden AHF Michael Weinstein, dunia belum bisa berpuas diri karena HIV/Aids masih jadi tantangan global.

"Sistem kesehatan global sedang menghadapi krisis. Banyak pasien tidak bertahan dalam perawatan, sementara penyakit menular seksual meningkat," ungkapnya.

AHF menegaskan bahwa stigma, diskriminasi, hingga mahalnya harga obat masih menjadi tantangan besar. Di banyak wilayah, perempuan dan anak perempuan menjadi kelompok yang paling terdampak.

Di sisi lain, pendanaan global untuk HIV dinilai terus menurun, mengancam keberlanjutan berbagai program vital.

Tahun ini, Hari AIDS Sedunia kembali menjadi panggung penting untuk menyoroti bahwa perjuangan belum berakhir. Masih banyak orang yang kesulitan mengakses tes HIV, layanan pencegahan, hingga terapi antiretroviral.

Stigma sosial dan hukum yang menghukum kelompok tertentu membuat banyak orang memilih untuk berdiam diri.

Advokat global AHF, Terri Ford, mengingatkan bahwa "tanpa akses terjangkau terhadap pencegahan, diagnosis, dan pengobatan, kita akan kehilangan momentum."

Ia menegaskan perlunya kolaborasi pemerintah dan komunitas untuk memastikan layanan HIV menjangkau semua orang tanpa kecuali.

(tis/tis)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK