Cerita Ronaldo Mengenang Kegetiran Piala Eropa 2004

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jun 2016 06:20 WIB
Namun, penyerang Portugal, Cristiano Ronaldo, optimistis timnya akan membuat kejutan di Piala Eropa 2016, ajang keempat baginya nanti.
Penyerang Portugal, Cristiano Ronaldo, masih belum bisa melupakan kegetirannya di Piala Eropa 2004 silam. (Alex Grimm/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Cristiano Ronaldo, kembali menjadi tumpuan di ujung tombak Portugal untuk berlaga di Piala Eropa 2016. Ronaldo juga bersiap menjadi pemain pertama dalam sejarah yang akan mencetak gol dalam empat edisi Piala Eropa.

Namun, satu hal yang paling dinanti adalah gelar juara Piala Eropa yang belum juga kesampaian. Ronaldo pun masih mengingat kenangan pahit ketika trofi yang sudah di depan mata, justru melayang ke tangan Yunani.

Tepatnya pada final Piala Eropa 2004, A Seleccao dikecundangi Yunani 1-0 di rumah sendiri. Air mata Ronaldo mengalir deras meratapi kenyataan yang paling menyakitkan bagi timnya.

Padahal, kala itu Portugal begitu percaya diri menaklukkan tim kejutan Yunani di final untuk meraih trofi. "Saat itu masa yang sangat sulit karena kekalahan yang menyakitkan, terutama di rumah sendiri. Sebelumnya kami sudah yakin akan keluar sebagai juara dengan cara yang unik," ungkapnya seperti dikutip dari situs resmi UEFA.

Sejak saat itu pula, Ronaldo sangat percaya bahwa tak ada yang pasti di sepak bola. "Itulah sepak bola. Sepak bola mengajarkan saya banyak hal, tak ada hal yang pasti," tegas penyerang Real Madrid itu.

"Apa yang benar hari ini bisa jadi kebohongan besok. Sebuah tim bisa sangat bagus hari ini, tapi sangat buru di kemudian hari. Jadi, semua itu adalah bagian darinya."

Sebagai pemain yang percaya Tuhan, Ronaldo merasa bahwa semua sudah menjadi takdir ketentuan Tuhan. "Tapi kami tetap harus memikirkan masa depan dan itu harus positif sehingga Portugal bisa memenangkan suatu yang besar seperti Piala Dunia atau Piala Eropa," ungkapnya.

Sebelumnya, Portugal meraih hasil buruk di Piala Dunia 2014 dengan gagal lolos ke fase grup.

Kendati demikian, negara itu punya catatan bagus di Piala Eropa dengan melaju hingga perempat final selama enam kali tampil di turnamen itu. "Piala Eropa dan Piala Dunia merupakan kompetisi yang selalu spesial," kata mantan penyerang Manchester United itu.

"Babak final selalu menjadi momen indah, tak terlupakan dalam karier pemain, jadi turnamen ini akan jadi CV (Curriculum Vitae) lagi bagi saya. Tentu saja saya sangat berbahagia masih menjadi bagian dalam turnamen besar seperti Piala Eropa." (bac)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER