Jakarta, CNN Indonesia -- Vitaly Mutko, Menteri Olahraga Rusia, mengatakan keputusan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menjatuhkan denda €150 ribu, atau sekitar Rp2,2 Miliar, untuk Uni Sepak Bola Rusia karena aksi kerusuhan para suporternya di Piala Eropa 2016 sebagai keputusan yang tidak adil.
Meski demikian, Rusia takkan mengajukan banding terhadap sanksi yang juga disertai ancaman diskualifikasi seandainya suporter Rusia terlibat dalam satu kerusuhan lainnya itu.
"Denda ini sangat besar karena Uni Sepak Bola Rusia adalah organisasi non-komersial. Memangnya apa hubungannya kerusuhan dengan timnas? Mereka tak bersalah atas apapun," kata Mutko seperti dikutip dari
The Guardian. Sementara itu, Dmitry Peskov, juru bicara presiden Rusia Vladimir Putin, juga telah mengeluarkan pernyataan sebelum UEFA menjatuhkan sanksi, pada Selasa (14/6).
"Pelanggaran hukum telah dilakukan para penggemar dari berbagai negara dengan melakukan kericuhan di Marseilles dan beberapa tempat lainnya. Ini tak bisa diterima, dan kami juga mengharapkan warga negara kami menghormati hukum negara," kata Peskov lewat pernyataan resminya.
"Sangat disayangkan, penggemar dari beberapa negara turut ambil bagian dalam kericuhan itu, yang lebih disayangkan lagi, Rusia termasuk di antaranya."
Selain mendenda Rusia, otoritas keamanan Perancis juga telah mendeportasi beberapa penggemar Rusia yang telah teridentifikasi terlibat kerusuhan di Marseille.
Otoritas Perancis juga telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah keributan selanjutnya antara penggemar Inggris dan Rusia ketika kedua negara bermain di dua kota yang berdekatan.
Diperkirakan 15 ribu penggemar Rusia akan datang ke Lille untuk mendukung negaranya yang akan bertanding melawan Slovakia pada Rabu (15/6), sementara ribuan penggemar Inggris juga akan datang ke Lens untuk menyaksikan laga melawan Wales, satu hari setelahnya.
Kedua kota hanya berjarak 28 kilo meter.
(vws)