Belgia Pikul Beban Berat Tim Favorit Eropa

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jun 2016 12:50 WIB
Generasi emas Belgia tampaknya belum sanggup memikul beban berat untuk berprestasi di Piala Eropa 2016
Generasi emas Belgia memikul beban berat sebagai tim favorit di Piala Eropa 2016. (REUTERS/Francois Lenoir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kekalahan 0-2 dari Italia di laga perdana grup E babak penyisihan grup Piala Eropa 2016, membuat euforia 'generasi emas' Belgia yang sempat terbang tinggi kembali terempas ke tanah.

Sempat menduduki peringkat satu dunia, generasi emas Belgia yang diisi banyak pemain muda bertalenta belum mampu mewujudkan harapan publik untuk menembus dominasi kekuatan Eropa seperti Jerman, Perancis, Spanyol, maupun Italia.

Invasi para pemain Belgia ke Liga Primer Inggris seperti Vincent Kompany, Mousa Dembele, Romelu Lukaku, Thibaut Coutrois, hingga Eden Hazard, Kevin De Bruyne, Christian Benteke, dan Divock Origi, merupakan salah satu indikasi mulai bergeliatnya sepak bola Belgia.

Secara materi, tim besutan Marc Wilmots itu juga berlimpah kualitas di tiap lini, menjadikan negara itu menjadi salah satu kandidat juara di Piala Eropa kali ini.

Namun, hasil di atas kertas jelas jauh berbeda dengan kenyataan di lapangan. Kekalahan 0-2 dari Italia menunjukkan euforia generasi emas masih sekadar sensasi publisitas semata dan bukan bukti nyata di atas lapangan.

Berkaca pada penampilan generasi emas Belgia di Piala Dunia 2014 lalu, penampilan mereka juga masih meragukan.

Tergabung di grup relatif mudah yang diisi Aljazair, Rusia, dan Korea Selatan, Belgia memang mampu melangkah ke babak selanjutnya.

Penampilan meragukan Belgia itu berlanjut di babak 16 besar ketika mereka membutuhkan 120 menit untuk menaklukkan Amerika Serikat 2-1, sebelum akhirnya disingkirkan Argentina 0-1 di perempat final.

Belum Bisa Diandalkan

Namun, jika melihat lebih jauh ke dalam skuat Belgia saat ini yang rata-rata berusia 27 tahun itu, muncul satu pertanyaan yang seharusnya terlontar dari awal Piala Eropa bergulir, yakni apakah tim itu bisa diandalkan oleh Wilmots?

Di bawah mistar, Wilmots memiliki tiga penjaga gawang andal dimana dua di antaranya bermain di Liga Primer, Thibaut Courtois (Chelsea) dan Simon Mignolet (Liverpool).

Namun, Courtois (24) yang saat ini menjadi pilihan utama untuk mengawal gawang Belgia dianggap masih kurang pengalaman dibandingkan penjaga gawang tim-tim Eropa lainnya seperti Petr Cech (Rep Ceko), Gianluigi Buffon (Italia), bahkan Joe Hart (Inggris).

Sedangkan di jantung pertahanan Belgia mereka juga memiliki masalah yang cukup pelik mengingat cedera yang dialami kapten mereka, Vincent Kompany.

Hal tersebut membuat Belgia akhirnya mengandalkan Jan Vertonghen dan Toby Alderweireld di jantung pertahanan tim. Kombinasi yang terlihat begitu rentan ketika menghadapi Italia, yang sudah termakan usia.

Kendati memiliki pemain berbahaya seperti Eden Hazard dan Kevin De Bruyne yang tak lagi diragukan kualitasnya, Belgia sebenarnya tak memiliki sosok mumpuni di lini tengah yang mampu bertindak sebagai pemimpin, sekaligus motor tim.

Sejak pindah ke ManUtd, Marouane Fellaini masih berkutat dengan pertanyaan apa posisi terbaiknya (sebagai penyerang atau pemain tengah) bersama Radja Nainggolan masih belum menunjukkan jiwa kepemimpinan saat berjumpa dengan tim penuh pengalaman seperti Italia.

Beralih ke lini depan, masalah Belgia semakin bertambah serius lantaran lini depan mereka justru merupakan tanda tanya terbesar di dalam skuat yang didapuk sebagai generasi emas itu.

Pasalnya, performa pemain-pemain yang mengisi lini depan Belgia seperti Christian Benteke, Romelu Lukaku, maupun Divock Origi pun masih meragukan.

Benteke kini tak lebih dari sekadar pemain pelapis di Liverpool. Sedangkan Lukaku mulai kehilangan ketajaman di paruh kedua musim lalu.

Origi yang belakangan tampil bagus bersama Liverpool juga terbukti belum memiliki ketenangan sebagai seorang penyerang utama, yang terlihat dari sejumlah kesempatan emas yang tak mampu ia selesaikan dengan dingin kala menghadapi Italia.

Beban Berat Generasi Emas

Terpuruk di dasar klasemen sementara Grup E, langkah generasi emas Belgia akan ditentukan ketika mereka berhadapan dengan Irlandia, Sabtu (18/6).

Jika tak mampu mengunci kemenangan, Belgia harus siap-siap menghadapi kemungkinan terburuk menyusul Ukraina sebagai tim yang telah memastikan tiket pulang kampung.

Namun, kekalahan di laga pembuka melawan Italia secara sadar atau tidak, telah membuat tekanan ekstra di pundak Hazard dkk.

Sebab, tim itu tak lagi bisa menolerir kesalahan lagi dan harus memastikan diri meraih hasil positif di dua laga terakhir. Beban berat lantaran status tim unggulan dan generasi emas yang diharapkan mampu berprestasi itu bisa menjadi batu hambatan tersendiri bagi Belgia.

Generasi emas Belgia kali ini juga tentunya tak ingin mengulangi kegagalan generasi emas Inggris atau Portugal yang tak mampu menghasilkan titel bergengsi di turnamen resmi. (jun)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER