Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pelatih tim nasional Italia, Giovanni Trapattoni, meyakini Italia akan kembali mendapatkan kemenangan atas Jerman di Piala Eropa 2016, karena Jerman akan tampil terlalu percaya diri tanpa alasan yang jelas.
Pelatih yang akrab dipanggil Mr. Trap itu mengatakan bahwa Jerman juga sering menemui kesulitan setiap kali berhadapan dengan
Gli Azzurri."Mereka mencintai dan mengagumi kami, tapi selalu menderita ketika berhadapan dengan kami, yang nyaris selalu terjadi," kata Trapattoni kepada kantor berita Italia, ANSA.
"Alasannya jelas, di mata mereka sendiri, negara Jerman selalu tampil dominan di semua area di seluruh dunia. Mereka adalah bagian dari Eropa, tapi mereka adalah
Deutschland. Mentalitas ini juga yang dimiliki oleh Angela Merkel (Perdana Menteri Jerman)."
"Mereka selalu merasa superior. Lalu kami datang, negara kecil dan dengan tampilan kontroversial yang melakukan banyak dosa, tapi di saat bersamaan tampil brilian. Dan kami selalu mengantarkan krisis kepada mereka."
Pria 77 tahun itu kemudian menyatakan bahwa akar rivalitas Jerman versus Italia bisa ditelusuri hingga ke Piala Dunia 1970 di Meksiko, ketika Italia mengalahkan Jerman Barat dengan skor 4-3 lewat babak perpanjangan waktu.
"Kemenangan itu dianggap indah untuk kami orang Italia dan juga para pecinta sepak bola di mana pun, namun bukan bagi mereka, saya bisa meyakinkan Anda," katanya.
"Mereka tak bisa menelan kekalahan itu dan sejak saat itu selalu menderita ketika melawan kami. Mereka bahkan masih membicarakan kekalahan mengagetkan itu dan saya sering ditanyai soal pertandingan itu ketika saya masih melatih Bayern Munich."
Trapattoni mengakui bahwa Jerman saat ini memang memegang status sebagai salah satu kekuatan di dunia sepak bola, tapi ia yakin Antonio Conte bisa menyiapkan taktik untuk mematahkan dominasi tersebut.
"Para pemain Conte telah menunjukkan bahwa, sebagaimana ia ucapkan sendiri, mereka adalah tim dan bukan sekadar skuat. Apakah Anda melihat bagaimana mereka secara berkelompok mengejar bola ketika salah satu pemain kehilangan bola?"
"Dalam pertandingan dengan intensitas tinggi, kondisi psikologis pemain sangat penting. (Joachim) Loew mengenal Italia dengan baik, dan tahu kelemahan kami. Tapi ia takut pada kami."
(vws)