Jakarta, CNN Indonesia -- Paul Pogba mendapat tekanan terlalu besar di Piala Eropa 2016. Ekspektasi publik dan eksploitasi media membuat bintang tim nasional Perancis itu memikul beban terlalu berat di pundaknya.
Demikian diungkapkan pemain timnas Perancis, Bixente Lizarazu, menanggapi kritik yang kerap dilayangkan media dan suporter terhadap Pogba.
Sejumlah pihak menilai penampilan Pogba di timnas Perancis tidak seapik kala membela Juventus. Gelandang serang 23 tahun itu juga dianggap belum menunjukkan performa terbaiknya sejak fase grup.
Sumbangan satu gol Pogba ketika Perancis sukses menaklukkan Islandia 5-2 di perempat final pun belum memuaskan publik. Padahal ini menjadi penampilan terbaik Perancis sebagai tuan rumah ajang empat tahunan itu.
Meski demikian, Lizarazu yang turut andil mengantarkan Perancis juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 itu yakin Pogba belum bisa bermain lepas dari tekanan publik yang terlalu tinggi.
"Pogba memiliki potensi besar. Dia memiliki segalanya, baik kualitas teknik, kecakapan fisik. Masalahnya adalah kita berharap terlalu banyak darinya dan ingin selalu melihatnya tampil di level tertinggi sepanjang waktu," tutur Lizarazu kepada AS.
"Terkadang kita lupa bahwa dia baru berusia 23 tahun, yang merupakan masa pertumbuhan bagi pesepak bola. Tak mudah baginya menghadapi tekanan dan itu terlihat dalam turnamen ini," ujarnya.
Kendati demikian, Lizarazu memuji permainan menyerang Les Bleus yang diperagakan Dimitri Payet dan Antoine Griezman. Keduanya dianggap sebagai kunci permainan menyerang Perancis yang efektif.
Tuan rumah Perancis bakal menghadapi Jerman pada laga semifinal di Stade Velodrome, Marseille, Kamis (7/7) waktu setempat atau Jumat dini hari WIB.
Setelah memastikan diri sebagai juara Grup A, Perancis sukses menaklukkan Republik Irlandia dan Islandia masing-masing di babak 16 besar dan perempat final. Dengan demikian, Jerman menjadi lawan paling berat yang dihadapi Perancis di ajang empat tahunan ini.
(jun)