Menengok 12 Tahun Penantian Ronaldo Bersama Portugal

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Senin, 11 Jul 2016 18:54 WIB
Usai pengalaman pahit final Piala Eropa 2004, Cristiano Ronaldo bersama Portugal terus merajut asa secara perlahan tapi pasti hingga juara Piala Eropa 2016.
Cristiano Ronaldo mengakhiri masa penantian 12 tahun bersama Portugal dengan hasil manis sebagai raja Eropa. (REUTERS/Carl Recine)
Jakarta, CNN Indonesia -- Usai sudah masa penantian gelar juara Cristiano Ronaldo bersama Portugal di Piala Eropa. Sejak kegagalan menyakitkan pada final Piala Eropa 2004 di rumah sendiri, Ronaldo kembali berurai air mata pada 2016 di Paris.

Tentu bukan lagi tangis kesedihan yang mengiringinya kali ini. Ronaldo bercucuran air mata lantaran terharu, akhirnya bisa mengantarkan Portugal juara Piala Eropa untuk kali pertama pada edisi 2016.

Bukan masa yang singkat bagi penyerang andalan Real Madrid itu menanti trofi, yakni 12 tahun. Usai gagal di final Piala Eropa 2004, Portugal kembali meretas asa di setiap edisi Piala Eropa.

Perlahan tapi pasti, mereka melangkah hingga perempat final di Piala Eropa 2008 dan semifinal 2012, hingga meraih trofi di final 2016.

CNNIndonesia.com mencoba merangkum perjalanan Ronaldo bersama Selecao di Piala Eropa sejak 2004 hingga akhirnya merengkuh gelar juara:

Duka Final 2004
Piala Eropa 2004 sempat disebut-sebut kesempatan emas bagi Portugal menjuarai turnamen itu untuk kali pertama. Bagaimana tidak, bukan hanya statusnya sebagai tuan rumah, Selecao digadang-gadang sebagai salah satu tim favorit.

Keberadaan Ronaldo untuk kali pertama membela Portugal, disebut sebagai salah satu syarat bagi Portugal juara. Pemain yang saat itu merumput bersama Manchester United, diyakini bisa membawa Portugal juara.

Bukan hanya Ronaldo, beberapa pemain lainnya macam Rui Costa, Luis Figo, Deco, Nuno Gomes dan Ricardo Carvalho, merupakan sederet nama yang membuat Portugal kuat.

Namun, kenyataan berkata lain. Portugal hanya finis sebagai finalis. Ronaldo dipaksa menangis gagal menyabet gelar ketika ditaklukkan tim kejutan Yunani 0-1. Adalah gol striker Yunani, Angelos Charisteas yang menjadi mimpi buruk tim itu.

Perempat Final 2008
Portugal mencoba menghapus luka final 2004. Ronaldo mencoba merajut asa baru bersama timnya di Piala Eropa 2008.

Misi itu dimulai dengan mulus ketika Selecao keluar sebagai juara Grup A dengan meraih enam poin. Menang atas Turki 2-0 dan Republik Ceko 3-1, Portugal hanya kalah dari tim juru kunci, Swiss, 0-2.

Namun, timnas Jerman tampaknya terlalu kuat bagi Portugal di perempat final. Ronaldo dkk kalah 2-3 dari Jerman. Tim Panser pun terus melaju hingga final, namun gagal juara setelah ditaklukkan Spanyol 1-0.

Saat itu Ronaldo hanya menyumbangkan satu gol pada Piala Eropa 2008. Sementara bagi Luiz Felipe Scolari, ini menjadi karier terakhirnya bersama Portugal setelah melatih tim itu pada Piala Eropa 2004 dan 2008.

Semifinal 2012
Di bawah pelatih baru, Paulo Bento, Portugal mencoba tak kehilangan harapan di Piala Eropa 2012. Langkah Ronaldo dkk. memang lebih bagus ketimbang pada edisi sebelumnya.

Portugal mampu menembus semifinal. Selecao lolos ke semifinal usai menaklukkan Republik Ceko 1-0 di babak perempat final.

Namun, lagi-lagi mereka kalah dari tim kuat Eropa, Spanyol, lewat adu penalti 2-4 (0-0) di fase tersebut. Menariknya, Portugal kembali dikalahkan tim yang justru sukses ke final. Bedanya, lawannya itu merupakan juara bertahan di Piala Eropa 2012.

Ronaldo sendiri menjadi pencetak gol terbanyak bersanding dengan pemain lainnya, yakkni Mario Mandzukic, Mario Gomez, Mario Balotelli, Alan Dzagoev, dan Fernando Torres, yang mencetak tiga gol.

Juara 2016
Ronaldo tetap bertahan di Portugal, meski sudah tiga kali mengalami pergantian pelatih. Di bawah arahan Fernando Santos, Portugal justru berubah menjadi tim yang tak lagi terlalu difavoritkan.

Mereka harus terseok-seok melakoni fase grup dan lolos ke fase gugur pertama sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik. Ronaldo juga sempat dihujani kritik karena performanya yang tak banyak memberikan kontribusi bagi Portugal.

Namun, keberuntungan tampaknya menghampiri tim yang justru kurang difavoritkan itu. Portugal berada pada jalur yang lebih mudah dibandingkan tim kuat lainnya sejak babak 16 besar.

Kuncinya adalah saat Portugal mengalahkan Kroasia 1-0 di babak 16 besar, salah satu tim yang disebut-sebut sebagai kuda hitam. Di perempat final, Ronaldo dkk. mengalahkan Polandia lewat adu penalti, skor 5-3 (1-1).

Portugal juga mengalahkan Wales 2-0 di semifinal lewat pertarungan epik dua mega bintang Madrid, Ronaldo menghadapi Gareth Bale dkk. Di final, secara mengejutkan Portugal mengalahkan tuan rumah Perancis 1-0 lewat drama 120 menit.

Satu-satunya gol dicetak oleh Eder pada menit ke-109. Eder menggantikan Renato Sanches pada menit ke-79. (bac)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER