Jakarta, CNN Indonesia -- Melejit dengan
Sewindu di tahun 2012, Tulus menyempatkan diri beratraksi di atas panggung SoundsFair 2014, Sabtu (25/10). ‘Si gajah’ yang tengah melambung itu dinanti banyak penggemar.
“Ku ingin bernyanyi melekat di telingamu, bingkai seisi semesta semua yang bisa bercerita. Ku ingin bernyanyi melekat di dalam hatimu, bingkai beragam nada agar semua merdu untukmu.”
Dimulai dengan intro lagu
Merdu Untukmu yang menjadi pembuka di album pertamanya, Tulus masuk dengan iringan penyanyi latarnya. Berbeda dengan penampilan Cody yang disambut histeris para penonton, histeria untuk penyanyi kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat itu sedikit lebih tenang.
Meski begitu, bukan berarti penggemar Tulus tak antusias. Mengalahi Cody, penonton memadati Plennary Hall dan memenuhi kursi-kursi di tribun. Meskipun terlihat tenang, para penontonnya langsung ikut bersenandung dengan semangat mengikuti Tulus bernyanyi.
Seebelum berganti lagu, Tulus bercerita tentang latar belakangnya. Itu membuat penonton harap-harap cemas, menebak-nebak lagu apa yang akan dimainkan. “Lagu ini bercerita tentang sakit hati, layaknya bumerang,” kata Tulus. Lantas, lagu
Bumerang pun ia dendangkan, diikuti para penonton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tulus yang melambung dengan album kedua berjudul
Gajah itu memang punya kebiasaan menceritakan kisah-kisah di balik lagu yang dia bawakan. “Saya menulis lagu ini sejak bertahun-tahun lalu. Lagu ini tentang keluarga saya, tentang makna cinta yang tidak seharusnya, tentang uang dan senang-senang saja,” ia menuturkan, dilanjutkan lantunan
Satu Hari di Bulan Juni.
Interaksi Tulus dengan penonton dengan menceritakan kisah-kisah di balik lagunya, tak selalu ditanggapi baik. Ada saja yang memprotes. Meski begitu, mereka akan langsung semangat saat Tulus akhirnya bernyanyi. Di lagu
Teman Hidup, penonton serentak ikut bernyanyi.
Di lagu keenam, penonton dihidupkan dengan
Lagu Untuk Matahari. Tak seperti versi orisinalnya, aransemen lagu itu dibuat lebih hidup dan gembira. Penonton pun menyambutnya dengan nyanyian dan goyangan. Tulus lalu diminta menyanyikan lagu
1000 Tahun Lamanya milik Pongki Barata.
Itu pun menjadi lagu ketujuhnya. Permintaannya dituruti, penonton lantas ikut serta melantunkannya sembari bergoyang pelan mengikuti irama lagu.
Tulus kemudian melanjutkan penampilannya dengan Jangan Cintai Aku Apa Adanya, disambung salah satu hitnya, Sepatu. Kisah-kisah ‘si gajah’ pun ditutup dengan lagu yang tak kalah populer, Sewindu. Seakan mengantar Tulus ke balik panggung, penonton menyanyikannya serempak.