FENOMENA MELAJANG

Perempuan Modern, Antara Lajang dan Berkarier

CNN Indonesia
Kamis, 30 Okt 2014 13:17 WIB
Perempuan, sukses berkarier, tapi masih lajang. Tiga kriteria itu fenomenal betul di kota metropolitan belakangan ini. Ide ini pun diangkat menjadi film.
Adinia Wirasti di konferensi pers film Kapan Kawin? di Djakarta Theatre (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan, sukses berkarier, tapi masih lajang.

Tiga kriteria itu fenomenal betul di kota metropolitan belakangan ini. Sutradara Ody C Harahap jeli menangkapnya menjadi ide untuk film terbaru: Kapan Kawin?. Dua bintang besar didapuk menjadi pemeran utama, yakni Reza Rahadian dan Adinia Wirasti.

Asti, sapaan akrab Adinia memerankan Dinda, seorang perempuan berusia 32 tahun yang sukses berkarier di bidang perhotelan. Namun, Dinda belum punya kekasih. Sementara itu, keluarganya terus merongrong dengan pertanyaan: “Kapan kawin?”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diakui Asti, ia punya beberapa kemiripan dengan Dinda. Usianya cukup matang untuk menikah, namun belum melangkah ke pelaminan. Seperti Dinda, ia juga berasal dari Yogyakarta. Ia juga tergolong serius soal pekerjaan. Saking prioritasnya, sampai melupakan urusan asmara.

Bedanya, kata Asti, ia tak terlalu banyak ditanya soal keputusan menikah. “Saya pribadi enggak terlalu terganggu dengan pertanyaan itu. Ntar juga tahu. Saya juga enggak sering ditanya itu. Atau mungkin sering, tapi saya yang enggak mau dengar,” ujarnya sambil bercanda.

Asti mengaku, ia memang sedikit mendahulukan karier ketimbang kehidupan pribadi. Bintang 3 Hari untuk Selamanya itu mengungkapkan, ia cenderung mengerjakan lebih dahulu apa yang ada di hadapannya. Saat ini, karier yang jelas tersaji di depannya. Ia pun menggenjotnya.

Aktris yang dikenal lewat karakter Carmen dalam Ada Apa dengan Cinta? itu punya pandangan sendiri terhadap perempuan-perempuan lajang, terutama di kota besar. Menurutnya, keputusan untuk mendahulukan karier ketimbang asmara adalah milik pribadi.

Menurutnya, masing-masing perempuan yang masih melajang di usia matang punya alasan sendiri yang masuk akal. Lagipula, itu seharusnya menjadi tanggung jawab pribadi. Orang tua memang ikut andil, tetapi perempuan itulah yang menjalani hidupnya sendiri.

“Mungkin itu menjadi kegelisahan, karena kita ada di kota besar tapi dengan adat istiadat yang masih kuat. Jadi bagaimana kita mencari keseimbangan saja. Yang penting, tanggung jawab dengan pilihan masing-masing. Enggak adil kalau menghakimi,” ujarnya menjabarkan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER