KONSER SLANK

Bimbim Pernah Ditawari Menikahi Gadis Desa

CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2014 10:51 WIB
Bimbim berkisah menjadi anak band yang dulu dimusuhi orangtua, dianggap tak punya masa depan.
Sejumlah penonton di konser Slank. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nama besar Slank tak perlu diragukan lagi di kancah musik nasional. Berdiri sejak tahun 1983, Slank memiliki basis massa yang tersebar di penjuru Indonesia bahkan hingga ke pelosok. Namun di konser Revolusi Bunga, Rabu (5/10) malam Slank tampil dengan nuansa yang berbeda. Tak ada panji-panji Slankers dari berbagai daerah, tak ada antrean Slankers yang berjubel.

Wajar saja konser Revolusi Bunga diselenggarakan di ballroom Hotel Ritz Carlton di kawasan SCBD, Jakarta. Tiketpun dijual dengan harga yang cukup 'mewah', antara Rp 450 ribu hingga Rp 1,5 juta.

(Lihat juga: Kaka: Bendera Slank Sudah Waktunya Pensiun)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pukul 20.30, pertunjukan dibuka dengan Bidadari Penyelamat yang dinyanyikan tanpa iringan musik oleh Bimbim dan Kaka. Tak berapa lama, para personil lain pun memasuki panggung dan mulai menghangatkan suasana lewat lagu I Miss You But I Hate You.

Melihat banyaknya penonton perempuan di barisan kursi VIP, Kaka pun melontarkan canda. "Ini sanggar tari dari mana kok cewek semua?" ujar Kaka.

Sesuai dengan semangat Revolusi Bunga yang didengungkan Slank, lagu-lagu yang dibawakan pada konser ini sebagian besar bertema tentang perempuan. Misalnya Terserah yang diceritakan Bimbim lagu ini terinspirasi dari seorang gadis di Jawa Barat yang rela memutuskan pacarnya demi dirinya.

Sedikit berbeda di lagu Percuma, Kaka malah menceritakan pengalamannya mengacuhkan seorang perempuan dengan tidak memberi kejelasan soal status hubungan mereka di masa lalu.

(Lihat juga: Malam Ini, Slank Milik Perempuan High Heels)

Selain itu Bimbim juga berkisah tentang pengalaman menjadi anak band yang dulu pasti selalu dimusuhi orangtua. Mereka dianggap tak punya masa depan. Namun sekarang, tutur Bimbim, kalau Slank pentas di daerah malah banyak tawaran dari ibu-ibu yang minta putrinya dinikahi padahal sekarang ia sudah punya istri dan anak. Kisah ini terangkum dalam lagu Mawar Merah dari album Kampungan (1991).

Kolaborasi Musisi Perempuan

Pada konser ini Slank juga turut berkolaborasi dengan musisi-musisi perempuan bertalenta, meski namanya tak setenar mereka yang sering tampil di acara musik pagi hari.

Duo perempuan yang tergabung dalam Tetangga Pak Gesang mendapat kesempatan tampil pertama. Petikan dawai-dawai ukulele dari Arum Tresnaningtyas dan nada-nada harmoni dari alat musik tiup kazoo yang dimainkan oleh Meicy Sitorus sukses memberikan nuansa berbeda dalam lagu Kirim Aku Bunga.

Selanjutnya Slank mengajak vokalis band Ten 2 Five, Imel, untuk berduet di lagu Terbunuh Sepi. Lagu bernuansa sedih ini terasa makin syahdu dengan suara vokal khas Imel.

Bimbim pun sempat bercerita bahwa lagu ini ia ciptakan saat Slank tengah menjalani sesi rekaman di Puncak, Bogor. Kala itu hanya tinggal ia dan Kaka sementara personil lain sudah kembali ke Jakarta. Mereka akhirnya menikmati kesendirian walau villa-villa disekelilingnya tengah ramai dengan pesta.

Selain itu konser ini juga menampilkan saksoponis Sistha Anindya, yang sempat dikenal lewat ajang pencarian bakat di sebuah stasiun tv swasta. Ada juga penampilan Windy Setyadi dengan akordionnya mengiringi Kaka menyanyi lagu sendu, Anyer 10 Maret.

Tak luput penampilan penyanyi senior, Oppie Andaresta, it menyumbangkan suaranya lewat medley lagu Maafkan dan Terlalu Manis.

Slank menutup penampilan dengan Kamu Harus Cepat Pulang. Total ada 18 lagu yang dimainkan oleh Kaka cs.

Tata cahaya dan tata panggung yang disiapkan membuat konser menjadi berkelas. Meski tak terlampau mewah namun tetap berkesan. Panggung sengaja diletakkan di tengah area dan tanpa jarak sehingga penonton bisa merapat. Di atas panggung, kesan homey menjadi suguhan tersendiri.

Setiap kali sehabis para perempuan pengisi acara selesai memainkan lagu mereka tak langsung turun panggung melainkan duduk lesehan sembari minum teh dari cangkir dan teko yang telah disiapkan di atas meja di tengah panggung.

Di konser premium malam tadi, bisa dibilang Slank menjadi milik para Slankers 'wangi' sepenuhnya. Tak ada aroma-aroma keringat dari penonton yang rela membuka pakaian dan bernyanyi di sepanjang konser bersama Slank. Sebuah atmosfir berbeda dari konser Slank di lapangan terbuka yang penuh keriuhan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER