Jakarta, CNN Indonesia -- Ini tahun emas bagi Beyonce. Setelah memeroleh piala terbanyak di Video Music Awards tahun ini, kariernya makin bersinar.
Selasa (4/11), ia dinobatkan majalah
Forbes sebagai penyanyi perempuan dengan bayaran tertinggi di dunia. Penghasilannya tahun 2014 mencapai US$ 115 juta atau Rp 1,3 triliun.
Seperti diberitakan kantor berita
Reuters, pendapatan Beyonce itu dua kali lipat dari uang yang ia dapat tahun lalu. Kala itu, Beyonce hanya menempati posisi keempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan, penghasilan terbanyak penyanyi 33 tahun itu bukan hanya dari penjualan album, melainkan penyelenggaraan tur dunia.
"Beyonce menjalankan 95 tur selama periode penilaian kami. Rata-rata ia mendapat US$ 2,4 juta (Rp 29 miliar) per kota," kata perwakilan
Forbes, seperti dalam
Reuters. Data penghasilan per kota itu diambil
Forbes dari majalah ekonomi
Pollstar.
Penghasilannya ditunjang album terbaru yang dirilis Beyonce Desember lalu. Penyanyi RnB itu juga banyak diminta mengiklankan produk.
Di bawah istri Jay Z itu, ada Taylor Swift yang posisinya juga meningkat dari tahun lalu. Penyanyi 24 tahun yang baru meluncurkan album terbaru berjudul 1989 itu meraup US$ 64 juta atau sekitar Rp 775 miliar.
Penyanyi pop Pink menyusul Swift di posisi ketiga. Penghasilannya tahun ini mencapai US$ 52 juta atau Rp 629 miliar. Pink juga naik kelas, dari posisinya di nomor 8 tahun lalu.
Melengkapi lima besar, ada Rihanna di posisi keempat yang mengumpulkan penghasilan sebesar US$ 48 juta (Rp 581 miliar) dan Katy Perry dengan pendapatan US$ 40 juta (Rp 484 miliar).
Sementara itu, kekecewaan sedang merayapi Madonna. Dari nomor satu tahun lalu, namanya kini bahkan tak masuk 10 besar. Sedang Lady Gaga, yang tahun lalu ada di posisi kedua, kini harus puas dengan menjadi nomor 9.
Penghasilan Mother Monster tahun ini US$ 33 juta atau sekitar Rp 399 miliar.
Daftar yang dirilis
Forbes ini tak main-main. Majalah itu merunut prestasi para musisi perempuan dengan menghitung pendapatan sebelum pajak selama 12 bulan, dari Juni 2013 sampai Juni 2014. Yang dihitung adalah penjualan album, tiket konser, penjualan suvenir, dan wawancara dengan promotor konser, pengacara, serta manajer.
Forbes juga mengumpulkan data melalui
Pollstar, RIAA (Asosiasi Industri Rekaman Amerika), dan Nielsen SoundScan.