Jakarta, CNN Indonesia -- Album terbaru Taylor Swift,
1989, berhasil meraih penjualan fantastis di minggu pertama peluncurannya. Namun penyanyi kelahiran Pennsylvania, Amerika Serikat ini mengambil keputusan yang cukup mengejutkan, menarik seluruh lagunya dari layanan streaming online Spotify.
Dilansir dari
Reuters, Rabu (5/11), menurut juru bicara Spotify Graham James, Swift dan pihak label yang menaunginya telah meminta agar lagu mereka ditarik dari situs tersebut sejak pekan lalu.
Aksi ini nampaknya merupakan bentuk nyata dari keprihatinan Swift terhadap industri musik saat ini. Dalam sebuah perbincangan dengan
Wall Street Journal pada Juli lalu, dara 24 tahun ini mengungkapkan bahwa layanan file sharing dan streaming telah menyebabkan penyusutan angka penjualan album secara drastis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Musik adalah seni dan seni itu penting serta langka. Sesuatu yang langka dan penting pasti berharga dan ada harga yang harus dibayar untuk itu. Musik tidak harus gratis," ungkap Swift.
(Baca juga:
Taylor Swift Pecahkan Rekor Penjualan Album)
Sementara itu pihak label, Big Machine, menolak untuk berkomentar mengenai alasan lebih detail soal penarikan tersebut. Seperti diketahui sebenarnya Spotify juga menarik biaya berlangganan bagi pengguna yang ingin menghilangkan iklan yang tampil di laman situs tersebut.
Beberapa seniman dan perusahaan rekaman beberapa kali sempat berselisih dengan Spotify tentang pembagian royalti. Musisi seperti Beyonce dan Coldplay juga sempat menunda membagi album lewat layanan ini untuk dapat memberikan waktu lebih bagi para penjual album fisik.